ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS
PADA KELUARGA Tn. N
DI RT 03 RW 03 DESA GLEMPANG KECAMATAN MAOS
KABUPATEN CILACAP
Laporan Individu Praktek Kerja Lapangan (PKL)
PKMD – Kebidanan Komunitas
03 – 20 Agustus 2015

Di susun oleh :
Nama :
Rahmawati
Nim :
13.1117
PRODI
DIII KEBIDANAN
SEKOLAH
TINGGI ILMU KESEHATAN PAGUWARMAS
MAOS-CILACAP
2015
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Asuhan
kebidanan komunitas sangat penting untuk di berikan kepada masyarakat dan
keluarga. Keluarga merupakan unit pelayanan kesehatan yang terdepan dalam
meningkatkan derajat kesehatan komunitas.Banyak
dari masyarakat yang masih belum
mengerti tentang masalah kesehatan, baik Kesehatan Ibu dan Anak maupun
kesehehatan lingkungan sekitarnya. Sehingga masyarakat memerlukan banyak
informasi tentang masalah kesehatan. Dalam hal ini tenaga kesehatan sangat
berperan penting untuk membantu mengatasi masalah tersebut melalui upaya promotif dan preventif. Bidan memberikan
pendidikan dan penyuluhan kesehatan kepada individu, keluarga, masyarakat
tentang penanggulangan masalah kesehatan khususnyan yang berhubungan dengan
pihak terkait dengan kesehatan ibu, anak dan Keluarga Berencana (Heni, P.W.,
Asmar Y.Z., 2005).
Bidan mempunyai tugas penting dalam konseling
dan pendidikan kesehatan, tidak hanya kepada perempuan tetapi juga kepada
Keluarga dan Masyarakat. (Depkes RI, 2008) . Upaya promotif dan
preventif yang di lakukan disini tidak hanya melibatkan tenaga kesehatan saja
tetapi juga melibatkan peran serta masyarakat. Sehingga masyarakat dapat
bekerjasama dengan tenaga kesehatan dalam menyelesaikan masalah kesehatannnya
khususnya dalam lingkup keluarga.
Dalam hal ini, penulis
mengambil kasus pada keluarga Tn. N di RT 03 RW
03 Desa Glempang Kecamatan Maos sebagai bukti pelaksanaan
praktek kebidanan komunitas dan melaksanakan implementasi sesuai dengan
prioritas masalah. Keluarga Tn.N merupakan salah satu keluarga yang
mempunyai masalah kesehatan. Keluarga Tn.N merupakan
keluarga kecil yang sederhana, dalam satu rumah
Keluarga Tn.N hanya ada satu KK, yang terdiri dari
Ayah, Ibu dan Anak. Permasalahan kesehatan keluarga Tn.N yang paling menonjol adalah An. F kurangnya pengetahuan tentang kesehatan
reproduksi remaja, Ny U kurangnya
pengetahuan tentang masa menopause, pola hidup bersih dan sehat keluarga Tn. N masih
kurang dan Tn N kurang mengetahui bahaya merokok. Dengan adanya PKL PKMD ini diharapkan mahasiswa dapat membantu
menyelesaikan masalah kesehatan yang ada di dalam keluarga tersebut.
A. TUJUAN
1.
Tujuan umum
Memberikan asuhan
kebidanan dalam keluarga Tn. N untuk mewujudkan keluarga yang sejahtera.
2.
Tujuan khusus
a.
Melakukan pengkajian data pada keluarga Tn. N untuk
menemukan masalah yang ada dalam keluarga
b.
Melakukan
interpretasi data pada keluarga untuk menemukan masalah yang lebih spesifik
c.
Mengantisipasi
masalah yang ada dalam keluarga Tn. N
d.
Melakukan
kolaborasi untuk membantu menyelesaikan masalah dalam keluarga Tn. N
e.
Merencanakan
asuhan yang akan di berikan kepada keluarga Tn. N sesuai dengan masalah yang
ada
f.
Melaksanaakan
asuhan yang telah direncanakan sebelumnya untuk menyelesaikan masalah yang ada
di keluarga Tn. N
g.
Mengevaluasi
hasil pelaksanaan asuhan yang telah di berikan pada keluarga Tn. N.
B. MANFAAT
1.
Bagi keluarga Binaan KK
intensif
a.
Membantu keluarga dalam
mengidentifikasi masalah.
b.
Meningkatkan peran serta
anggota keluarga dalam mengatasi masalah kesehatan keluarganya.
c.
Keluarga dapat memelihara
kehidupan yang sehat dan dapat meningkatkan
mutu hidup kesejahteraan keluarga.
d.
Meningkatkan pengetahuan
keluarga mengenai kesehatan
e.
Keluarga dapat melaksanakan
Perilaku Hidup Bersih Sehat secara baik dan benar setelah di lakukan pembinaan
tentang kesehatan pada keluarga Tn. N.
2. Bagi Desa
Untuk
meningkatkan derajat kesehatan keluarga di lingkup desa Glempang
3.
Bagi mahasiswa
Untuk mengimplementasikan asuhan kebidanan komunitas yang telah di dapat di
institusi pendidikan.
C. METODE
Metode yang digunakan yaitu:
1.
Inspeksi
2.
Wawancara ( Tanya jawab )
3.
Observasi
D. LANGKAH KERJA
Langkah yang digunakan untuk :
2. Pengakajian masalah
3. Analisa masalah
4. Pemberian penyuluhan atau pembinaan KK intensif
5. Evaluasi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. BATASAN KELUARGA
Keluarga
adalah dua atau lebih individu yang hidup dalam satu rumah tangga karena adanya
hubungan darah, perkawinan atau adopsi. Mereka saling berinteraksi satu dengan
yang lainnya, mempunyai peran masing-masing dan menciptakan serta
mempertahankan suatu budaya (Setyowati, 2007).
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang
terdiri atas kepala keluarga serta beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di
satu atap dalam keadaan saling ketergantungan. (Sudiharto, 2007)
Keluarga
adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan, atau
pengangkatan dan mereka hidup dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama
lain, dan didalam perannya masing – masing dan menciptakan serta mempertahankan
suatu kebudayaan.
Dari beberapa pengertian tentang keluarga maka
dapat disimpulkan bahwa karakteristik keluarga adalah :
1.
Terdiri dari
dua atau lebih individu yang diikat oleh hubungan darah, perkawinan atau
adopsi.
2.
Anggota
keluarga biasanya hidup berssama atau jika berpisah mereka tetap memperhatikan
satu sama lain.
3.
Anggota
keluarga berinteraksi satu sama lain dan masing-masing mempunyai peran sosial :
suami, istri, anak, kakak, adik.
4.
Mempunyai
tujuan : menciptakan dan mempertahankan budaya, meningkatkan perkembangan
fisik, psikologis dan sosial anggota.
a.
Struktur Keluarga
Menurut Johan R dan Leny R
(2010) dalam bukunya Keperawatan Keluarga menyatakan struktur keluarga yang ada
di Indonesia, yaitu :
1.
Patrilineal : keluarga sedarah
yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi, dimana
hubungan itu disusun melalui jalur ayah.
2.
Matrilineal : keluarga sedarah terdiri dari
sanak saudara beberapa generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis
ibu.
3.
Matrilokal : sepasang suami
istri yang tinggal bersama keluarga sedarah ibu.
4.
Patrilokal : seseorang suami
istri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami.
5.
Keluarga
kawinan : hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga, dan
beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya hubungan
dengan suami istri.
b.
Fungsi Keluarga
Fungsi keluarga
menurut Friedmen
(2010) sebagai berikut :
1.
Fungsi afektif
Yaitu fungsi keluarga yang utama adalah untuk
mengajarkan segala sesuatu untuk mempersiapkan anggota keluarganya dalam berhubungan
dengan orang lain.
2.
Fungsi sosialisasi
Adalah fungsi mengembangkan dan sebagai tempat melatih
anak untuk berkehidupan social sebelum meninggalkan rumah untuk berhubungan
dengan orang lain di luar rumah.
3.
Fungsi reproduksi
Adalah fungsi untuk mempertahankan generasi dan menjaga
kelangsungan keluarga.
4.
Fungsi ekonomi.
Adalah fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga
secara ekonomi dan tempat untuk mengembangkan kemampuan individu dalam
meningkatkan penghasilan dalam rangka memenuhi kebutuhan keluarga.
5.
Fungsi pemeliharaan kesehatan
Yaitu fungsi untuk mempertahankan
keadaan kesehatan anggota keluarga agar tetap memiliki produktivitas yang
tinggi.
c.
Tipe keluarga
Menurut Sudiharto
(2007), beberapa bentuk keluarga adalah sebagai berikut:
1.
Keluarga Inti ( nuclear family
), adalah keluarga yang dibentuk karena ikatan perkawinan yang direncanakan
yang terdiri dari suami, istri, dan anak- anak baik karena kelahiran (natural)
maupun adopsi.
2.
Keluarga asal (family of
origin), merupakan suatu unit keluarga tempat asal seseorang dilahirkan.
3.
Keluarga Besar ( extended
family ), keluarga inti ditambah keluarga yang lain (karena hubungan darah),
misalnya kakek, nenek, bibi, paman, sepupu termasuk keluarga modern, seperti
orang tua tunggal, keluarga tanpa anak, serta keluarga pasangan sejenis
(guy/lesbian families).
4.
Keluarga Berantai, keluarga
yang terbentuk karena perceraiandan/atau kematian pasangan yang dicintai dari
wanita dan pria yang menika
5.
Keluarga duda atau janda (
single family ), keluarga yang terjadi karena perceraian dan/atau kematian
pasangan yang dicintai.
6.
Keluarga komposit ( composite
family), keluarga dari perkawinan poligami dan hidup bersama.
7.
Keluarga kohabitasis (
Cohabitation ), dua orang menjadi satu keluarga tanpa pernikahan, bisa memiliki
anak atau tidak. Di Indonesia bentuk keluarga ini tidak lazim dan bertebtangan
budaya timur. Namun, lambat laun, keluarga kohabitasi ini mulai dapat diterima.
8.
Keluarga inses (incest family),
seiring dengan masuknya nilai-nilai global dan pengaruh informasi yang sangat
dahsyat, dijumpai bentuk keluarga yang tidak lazim, misalnya anak perempuan
menikah dengan ayah kandungnya, ibu menikah dengan anak kandung laki-laki,
paman menikah dengan keponakannya, kakak menikah dengan adik dari satu ayah dan
satu ibu, dan ayah menikah dengan anak perempuan tirinya. Walaupun tidak lazim
dan melanggar nilai-nilai budaya, jumlah keluarga inses semakin hari semakin
besar. Halini dapat kita cermati melalui pemberitaan dari berbagai media cetak
dan elektronik.
9.
Keluarga tradisional dan
nontradisional, dibedakan berdasarkan ikatan perkawinan. Keluarga tradisional
diikat oleh perkawinan, sedangkan keluarga nontradisional tidak diikat oleh
perkawinan. Contoh keluarga tradisional adalah ayah-ibu dan anak hasil dari
perkawinan atau adopsi. Contoh keluarga nontradisional adalah sekelompok orang
tinggal di sebuah asrama
c.
Tugas keluarga di bidang kesehatan
Menurut Friedman (2010) sesuai dengan Fungsi Pemeliharaan
Kesehatan, keluarga mempunyai Tugas-tugas dalam bidang kesehatan yang perlu dipahami
dan dilakukan, yaitu :
1.
Mengenal masalah kesehatan
setiap anggota keluarganya.
2.
Mengambil keputusan untuk
melakukan tindakan yang tepat bagi keluarga.
3.
Memberikan perawatan bagi
anggotanya yang sakit atau yang tidak mampu membantu dirinya sendiri karena
kecacatan atau usianya yang terlalu muda.
4.
Mempertahankan suasana dirumah
yang menguntungkan kesehatan dan perkembangan kepribadian anggota keluarga.
5.
Mempertahankan hubungan timbal
balik antara keluarga dan lembaga kesehatan dengan memanfaatkan fasilitas pelayanan
kesehatan yang ada.
B. MANAJEMEN / ASUHAN
KEBIDANAN PADA KELUARGA
Menurut
Varney(1997) :
1.
Pengertian Manajemen
Kebidaanan
Manajemen
kebidanan adalah suatu metode pendekatan pemecahan masalah dalam pemberian
pelayanan asuhan kebidanan, atau merupakan proses pemecahan masalah yang
digunakan oleh bidan serta merupakan metode yang terorganisasi melalui tindakan
yang logikal dalam memberi pelayanan.
2.
Tahapan Manajemen
Kebidanan
a.
Pengumpulan data dasar
Pengumpulan dan analisa data dasar (pengkajian)
merupakan langkah awal dari manajemen kebidanan. Pengumpulan data dasar utuk
menilai kondisi klien. Yang termasuk data dasar : riwayat kesehatan klien,
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan atas indikasi tertentu, catatan riwayat
kesehatan yang lalu dan sekarang serta hasil pemeriksaan laboratorium.
Semua data harus memberikan informasi yang saling
berhubungan (relevan) dan menggambarkan kondisi klien yang sebenarnya,
data-data yang perlu dikumpulkan dalam kasus abortus inkomplit adalah amenore,
sakit perut, perdarahan yang bisa sedikit atau banyak, dan biasanya berupa
stolsel (darah beku), sudah ada keluar fetus atau jaringan, pada abortus yang
sudah lama terjadi atau pada abortus provokatus yang dilakukan oleh orang yang
tidak ahli sering terjadi infeksi. Pada pemeriksaan dalam (VT) untuk abortus
yang baru terjadi didapati serviks terbuka, kadang-kadang dapat diraba
sisa-sisa jaringan dalam kanalis servikalis atau cavum uteri, serta yang
berukuran lebih dari biasanya.
b.
Interpretasi
Data
Menginterpretasikan data secara fisik kedalam
rumusan dignosa dan masalah kebidanan. Kata masalah dan diagnosa digunakan
kedua-duanya dan mempunyai pengertian yang berbeda-beda. Masalah tidak dapat
didefinisikan sebagai diagnosa, tetapi memerlukan suatu pengembangan
rencana keperawatan secara menyeluruh pada klien. Masalah lebih sering
berhubungan dengan bagaimana klien menguraikan keadaan yang dirasakan, sedangkan
diagnosa lebih sering didefinisikan oleh bidan yang difokuskan pada apa yang
dialami oleh klien.
c.
Identifikasi diagnosa/masalah potensial
Dari
kumpulan masalah dan diagnosa, identifikasi faktor-faktor potensial yang
memerlukan antisipasi segera, tindakan pencegahan jika memungkinkan atau
waspada sambil menunggu mempersiapkan pelayanan segala sesuatu yang mungkin
terjadi.
d.
Kolaborasi (emergency dan konsultasi).
Proses
manajemen kebidanan dilakukan secara terus menerus selama klien dalam perawatan
bidan. Proses terus menerus ini menghasilkan data baru segera dinilai. Beberapa
data menunjukkan adanya suatu situasi yang menutut tindakan segera selagi
menunggu instruksi dari dokter seperti prolapsus tali pusat. Situasi lain yang
bukan merupakan keadaan darurat tetapi boleh memerlikan konsultasi dokter atau
manajemen kolaborasi.
e.
Perencanaan asuhan kebidanan
Dikembangkan
berdasarkan intervensi saat sekarang dan antisipasi diagnosa dan problem
serta meliputi data-data tambahan setelah data dasar. Rencana tindakan
komprehensif bukan hanya meliputi kondisi klien serta hubungannya degan masalah
yang dialami klien, akan tetapi meliputi antisipasi dengan bimbingan terhadap
klien serta konseling, bila perlu mengenai ekonomi, agama, budaya, atapun
masalah psikologis. Rencana tindakan harus disetujui klien. Oleh sebab itu
harus didiskusikan dengan klien, semua tindakan yang diambil berdasarkan
rasional yang relevan dan diakui kebenarannya serta situasi dan kondisi
tindakan harus dianalisa secara teoritis.
f.
Pelaksanaan asuhan kebidanan
Melaksanakan rencana tindakan secara efisien dan
menjamin rasa aman klien. Implementasi dapat dikerjakan seluruhnya oleh bidan
ataupun bekerjasama dengan tim kesehatan lain. Jika seorang bidan tidak
melakukan tindakan sendiri, maka ia menerima tanggung jawab mengurus
pelaksanaannya. Dalam situasi dimana bidan melakukan tindakan kolaborasi dengan
seorang dokter, dan masih tetap terlibat didalam penatalaksanaan perawatan
secara menyeluruh bagi klien.
g.
Evaluasi hasil tindakan asuhan kebidanan
Mengetahui sejauh mana tingkat keberhasilan asuhan
yang diberikan kepada klien. Pada tahap evaluasi ini bidan harus melakukan
pengamatan dan observasi terhadap masalah yang dihadapi oleh klien, apakah
masalah diatasi seluruhnya, sebagian telah dipecahkan atau mungkin timbul
masalah baru.
C.
KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA
Kesehatan
reproduksi menurut WHO adalah suatu keadaan fisik, mental dan sosial yang utuh,
bukan hanya bebas dari penyakit atau kecacatan dalam segala aspek yang
berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi serta prosesnya. Atau Suatu
keadaan dimana manusia dapat menikmati kehidupan seksualnya serta mampu menjalankan
fungsi dan proses reproduksinya secara sehat dan aman. Pengertian lain
kesehatan reproduksi dalam Konferensi International Kependudukan dan
Pembangunan, yaitu kesehatan reproduksi adalah keadaan sejahtera fisik, mental
dan sosial yang utuh dalam segala hal yang berkaitan dengan fungsi, peran &
sistem reproduksi. Kesehatan reproduksi remaja adalah suatu kondisi sehat yang
menyangkut sistem, fungsi dan proses reproduksi yang dimiliki oleh
remaja.Pengertian sehat disini tidak semata-mata berarti bebas penyakit atau bebas dari
kecacatan namun jugasehat secara mental serta sosial kultural.
1.
Perkembangan Fisik pada
Remaja
Pada
masa remaja seseorang mengalami pertumbuhan fisik yang lebih cepat dibandingkan
dengan masa sebelumnya. Ini nampak pada organ seksualnya, dimana biologik
sampai pada kesiapan untuk melanjutkan keturunan. Ciri sekunder individu
dewasa adalah pada pria tampak tumbuh kumis, jenggot dan rembut sekitar alat
kelamin dan ketiak. Rambut yang tumbuh relatif lebih kasar. Suara menjadi lebih
besar, dada melebar dan berbentuk segitiga, serta kulit relatif lebih kasar.
Dan pada wanita tampak rambut mulai tumbuh di sekitar alat kelamin dan ketiak,
payudara dan panggul mulai membesar, dan kulit relatif lebih halus.
Sedangkan
organ kelamin juga mengalami perubahan ke arah pematangan yaitu:
1)
Pada pria, sejak usia ini
testis akan menghasilkan sperma yang tersimpan dalam skrotum. Kelenjar prostat
menghasilkan cairan semen, dan penis dapat digunakan untuk bersenggama dalam
perkawinan. Seorang pria dapat menghasilkan puluhan sampai jutaan sperma sekali
ejakulasi dan mengalami mimpi basah, dimana sperma keluar dengan sendirinya
secara alamiah.
2)
Pada wanita, kedua indung telur
(ovarium) akan menghasilkan sel telur (ovum). Hormon kelamin
wanita mempersiapkan uterus (rahim) untuk menerima hasil konsepsi bila ovum
dibuahi oleh sperma, juga mempersiapkan vagina sebagai penerima penis saat
senggama. Sejak saat ini wanita akan mengalami ovulasi dan menstruasi.
Pada masa menjelang menstruasi pertama (menarch) remaja putri sangatlah
sensitif. Mereka juga seringkali mengalami masa prementruasi syndrome
(PMS) yang sangat berat.
Ovulasi adalah
proses keluarnya ovum dari ovarium dan jika tidak dibuahi, maka ovum
akan mati dan terjadilah menstruasi. Menstruasi adalah peristiwa alamiah
keluarnya darah dari vagina yang berasal dari uterus akibat lepasnya endometrium
sebagai akibat dari ovum yang tidak dibuahi (Fauzi., 2008).
2.
Masalah Kesehatan Reproduksi
1)
Remaja Hamil yang Tidak Dikehendaki (Unwanted Pregnancy)
Kehamilan yang tidak dikehendaki
(Unwanted pregnancy) merupakan salah satu akibat dari kurangnya pengetahuan
remaja mengenai perilaku seksual remaja. Faktor lain penyebab semakin
banyaknya terjadi kasus kehamilan yang tidak dikehendaki (unwanted pregnancy)
yaitu anggapan-anggapan remaja yang keliru seperti kehamilan tidak akan terjadi
apabila melakukan hubungan seks baru pertama kali, atau pada hubungan seks yang
jarang dilakukan, atau hubungan seks dilakukan oleh perempuan masih muda
usianya, atau bila hubungan seks dilakukan sebelum atau sesudah menstruasi,
atau hubungan seks dilakukan dengan menggunakan teknik coitus interuptus
(senggama terputus)
Hamil dan melahirkan dalam usia
remaja merupakan salah satu faktor resiko kehamilan yang tidak jarang membawa
kematian ibu. Dari sudut kesehatan obstetri, hamil pada usia remaja dapat
mengakibatkan resiko komplikasi pada ibu dan bayi antara lain yaitu terjadi
perdarahan pada trimester pertama dan ketiga, anemia, preeklamsia, eklamsia,
abortus, partus prematurus, kematian perinatal, berat bayi lahir rendah (BBLR)
dan tindakan operatif obstetric (Notoadmodjo, 2007)..
2)
Aborsi
Aborsi
(pengguguran) berbeda dengan keguguran. Aborsi atau pengguguran kandungan
adalah terminasi (penghentian) kehamilan yang disengaja (abortus provokatus).
Abortus provocatus yaitu kehamilan yang diprovokasi dengan berbagai macam cara
sehingga terjadi pengguguran. Sedangkan keguguran adalah kehamilan berhenti
karena faktor-faktor alamiah (abortus spontaneus) (Hawari, 2006).
Menurut
Hawari (2006), aborsi yang disengaja (abortus provocatus) ada dua macam yaitu
pertama, abortus provocatus medicalis yakni penghentian kehamilan (terminasi)
yang disengaja karena alasan medik. Praktek ini dapat dipertimbangkan, dapat
dipertanggungjawabkan dan dibenarkan oleh hukum. Kedua, abortus provocatus
criminalis, yaitu penghentian kehamilan (terminasi) atau pengguguran yang melanggar
kode etik kedokteran, melanggar hukum agama, haram menurut syariat Islam dan
melanggar Undang-Undang (kriminal).
3) Penyakit Menular Seksual (PMS)
Menurut Notoatmodjo (2007), penyakit
menular seksual merupakan suatu penyakit yang mengganggu kesehatan reproduksi
yang muncul akibat dari prilaku seksual yang tidak aman.
PMS adalah
golongan penyakit yang terbesar jumlahnya ,Remaja sering kali melakukan hubungan seks yang
tidak aman, adanya kebiasaan bergani-ganti pasangan dan melakukan anal seks
menyebabkan remaja semakin rentan untuk tertular Penyakit Menular Seksual
(PMS), seperti Sifilis, Gonore, Herpes, Klamidia. Cara melakukan hubungan
kelamin pada remaja tidak hanya sebatas pada genital-genital saja bisa juga
orogenital menyebabkan penyakit kelamin tidak saja terbatas pada daerah
genital, tetapi juga pada daerah-daerah ekstra genital (Notoatmodjo, 2007).
3.
Penanganan yang Dilakukan
Untuk Mencegah Masalah Kesehatan Reproduksi Remaja
Penanganan
yang dilakukan untuk mencegah masalah kesehatan reproduksi remaja adalah
melalui empat pendekatan yaitu institusi keluarga, kelompok sebaya (peer
group), institusi sekolah dan tempat kerja. Institusi keluarga disini
diharapkan orang tua harus mampu menyampaikan informasi tentang kesehatan
reproduksi dan sekaligus memberikan bimbingan sikap dan prilaku kepada remaja.
Peer
group diharapkan mampu tumbuh menjadi peer educator yang diharapkan dapat
membahas dan menangani permasalahan kesehatan reproduksi remaja. Institusi
sekolah dan tempat kerja merupakan jalur yang sangat potensial untuk melatih
peer group ini, karena institusi sekolah dan tempat kerja ini sangat
mempengaruhi kehidupan dan pergaulan remaja (Notoatmodjo, 2007).
D. MENOPAUSE
Menopause dikenal sebagai masa
berakhirnya menstruasi atau haid, dan sering dianggap menjadi momok dalam
kehidupan wanita. Sebagian besar wanita mulai mengalami gejala menopause pada
usai 40-an dan puncaknya tercapai pada usia 50 tahun. Kebanyakan
mengalami gejala kurang dari 5 tahun dan sekitar 25% lebih dari 5 tahun. Namun
bila diambil rata-ratanya, umumnya seorang wanita akan mengalami menopause
sekitar usia 45-50 tahun (Rostiana 2009).
Akibat perubahan dari haid menjadi
tidak haid lagi, otomatis terjadi perubahan organ reproduksi wanita. Perubahan
fungsi indung telur akan memengaruhi hormon dalam yang kemudian
memberikan pengaruh pada organ tubuh wanita pada umumnya. Tidak heran
apabila kemudian muncul berbagai keluhan fisik, baik yang berhubungan
dengan organ reproduksinya maupun organ tubuh pada umumnya. Tidak hanya
itu, perubahan ini seringkali memengaruhi keadaan psikis seorang wanita
(Rostiana 2009).
Kurun waktu 4-5 tahun sebelum menopause disebut
pramenopause, sedangkan kurun waktu 3-5 tahun setelah menopause disebut sebagai
masa pascamenopause. Masa pramenopause, menopause dan pascamenopause dikenal
sebagai masa klimakterium sedangkan keluhan-keluhan yang terjadi pada masa
tersebut disebut sebagai sindroma klimakterik (Camellia 2008).
1.
Tanda gejala menopause
Rostiana (2009) mengatakan perubahan
hormonal pada tubuh tersebut berakibat munculnya gejala-gejala seperti nyeri
sendi & sakit pada punggung, pengeringan pada vagina (sehingga sakit saat
melakukan hubungan seksual), sulit menahan kencing, gangguan mood & emosi
tinggi sehingga menimbulkan stres, selain itu penurunan kadar estrogen juga
mengakibatkan kecenderungan peningkatan tekanan darah, pertambahan berat badan
& peningkatan kadar kolesterol. Pada jangka panjang keluhan akibat
menurunnya kadar estrogen ini dapat menyebabkan osteoporosis, penyakit jantung
koroner, dementia tipe Alzheimer, stroke, kanker usus besar, gigi rontok &
katarak.
Adapun gejala lain yang terjadi selama menopause yaitu :
Adapun gejala lain yang terjadi selama menopause yaitu :
1)
Ketidakteraturan siklus haid
2)
Gejolak rasa panas
3)
Perubahan kulit
4)
Keringat dimalam hari
5)
Sulit tidur
6)
Perubahan pada mulut
7)
Kerapuhan tulang
8)
Penyakit
2.
Cara mengatasi menopause
Camellia (2008) mengatakan berbagai
keluhan fisik pada wanita yang mengalami menopause, dapat diatasi dengan
pemberian obat yang bersifat mengganti hormon estrogen. Pemberian obat ini
digunakan untuk memulihkan sel-sel yang
Mengurangi
porsi makanan pada lansia perlu dilakukan, karena kebutuhan energi pada lansia
turun sangat derastis. Hal tersebut dilakukan agar tidak mempengaruhi stamina
dan kesehatan lansia. Pengurangan porsi makanan dilakukan secara bertahap dan
mulai menyediakan makanan yang lunak agar mudah dicerna oleh lambung. Zat lain
yang juga sangat penting bagi lansia adalah omega 3. Zat yang sangat berguna
untuk tubuh ini bisa didapatkan dari ikan laut, sayur, buah dan minyak ikan.
Bertujuan untuk mencegah terjadinya gejala stroke pada lansia
Berolah raga secara teratur: Olah raga
selain membantu mengurangi datangnya gejala awal menopause, dapat pula
meningkatkan kekuatan tulang. Mulailah dengan olah raga seperti jalan kaki,
jogging, meditasi dan yoga.
Makanlah makanan yang rendah lemak. Banyak
makan sayuran, buah, biji-bijian. Vitamin, mineral dan serat dalam makanan itu
akan membantu pencernaan dan metabolisme tubuh.Berpikirlah bahwa menopause itu
sesuatu yang wajar,Komunikasikan masalah dengan suami, berbagai perubahan maupun
gangguan fisik-psikis-sosial yang dirasakan perlu diketahui suami.
Mengurangi konsumsi kopi, teh, minuman soda,
dan alcohol;Minuman ini banyak mengandung kafein yang dapat memperlambat
penyerapan kalsium.Menghindari rokok;Merokok dapat menyebabkan terjadinya
menopause lebih awal dan memudahkan kita terkena osteoporosis.Terlibat dalam
aktivitas-aktivitas keagamaan-sosial.
B. BAHAYA MEROKOK
Organisasi kesehatan dunia, WHO, “
mencatat bahwa pada tahun 2008 di Indonesia terdapat 68 juta perokok aktif
dengan konsumsi 225 miliar batang per tahun. Dan diperkirakan sekarang ini ada
sekitar 70 juta perokok aktif di Indonesia yang mengkonsumsi 250 miliar batng
rokok pper tahun”. Kenyataan ini sangatlah memprihatinkan. Ternyata banyak
sekali para perokok aktif yang ada di Indonesia. Dengan keadaan yang seperti
ini juga tidak terlepas dari dampak tersebut. Upaya pemerintah untuk
menanggulangi konsumsi rokok setiap tahunnya sangat berarti. Namun sepertinya pemerintah kurang tanggap
terhadap masalah ini. Mungkin karena rokok merupakan salah satu sumber pendapatan
negara yang terbesar.
1.
Definisi
Rokok
Rokok di
buat dari lintingan kertas yang berisi daun tembakau yang di keringkan dan
dicacah. Rokok mengandung kurang kebih 200 unsur
yang berbahaya bagi kesehatan. Racun utama pada rokok
adalah tar,nikotin dan karbon monoksida (CO). Rokok merupakan pintu
gerbang untuk melakukan Penyalahgunaan narkoba
2. Jenis-jenis Perokok
a. Perokok Aktif adalah orang yang menghisap
rokok dan menghisap asap hasil pembakaran rokok tersebut yang dikeluarkan dari
ujung rokok yang di hisap si perokok dan di sebut utama.
b. Perokok Pasif adalah orang yang berada di
sekitar perokok aktif yang turut menghisap asap rokok.
Dalam
jangka waktu tertentu penggunaan rokok dapat menyebabkan berbagai penyakit/ kelainan pada berbagai organ tubuh seperti;
a.
Paru
dan saluran pencernaan ( Kanker paru dll )
b.
Kanker.
c.
Resiko
sistem kardio vaskuler
d.
SIstem syaraf pusat
e.
Sistem
Pencernaan
f.
Organ
reproduksi wanita(mempercepat terjadinya menopose)
g.
Bagi
ibu hamil dapat menyebabkan BBLR, gangguan tumbang, kelainan bawaan, dan abortus.
h.
Memiliki
dampak sosial yang berakibat merusak masa depan
3. Keuntungan berhenti merokok
Keuntungan
berhenti merokok yang dapat segera di rasakan.
a.
6 jam
setelah berhenti, denyut nadi dan tekanan darah kembali normal
b.
Karbonmonoksida
meningkatkan sistem peredaran darah dan pernafasan
c.
1
hari,tekanan darah lebih rendah dan kegiatan jantung lebih kuat
d.
1
hari menurunkan resiko serangan jantung
e.
5-15
th, resiko stroke menurun sampai setengah di banding perokok aktif
f.
15
th, resiko serangan jantung menurun sampai tingkat bukan perokok jika berhenti
sebelum timbul penyakit
g.
10
th, resiko kanker paru menurun sampai setengah di banding perokok aktif.
4. Dampak rokok
a.
14x menderita kanker paru-paru, mulut, dan tenggorokan
b.
4x menderita kanker esophagus
c.
2x kanker kandung kemih
d.
2x serangan jantung
e.
Rokok juga meningkatkan resiko kefatalan bagi penderita pneumonia dan
gagal jantung, serta tekanan darah tinggi.
C. KESEHATAN LINGKUNGAN DAN
RUMAH SEHAT
Pembangunan sarana
sanitasi dasar bagi masyarakat yang berkaitan langsung dengan masalah kesehatan
meliputi :
a) Penyediaan dan pemanfaatan air bersih
b) Anggota keluarga menggunakan air bersih untuk :
a. Meminum
b. Memasak
c. Mencuci alat rumah tangga
d. Berkumur
e. mandi
c) Jamban keluarga
Setiap anggota keluarga menggunakan
jamban yang sehat, terawat dan bersih. Jamban dilengkapi septi tank, tersedia
air bersih.
d) Pembuangan sampah dan limbah
Anggota keluarga membuang sampah pada
tempat sampah yang mempunyai tutup. Tidak ada sampah yang berserakan didalam
rumah dan diluar rumah. Keluarga /rumah tangga mempunyai saluran pembuangan air limbah yang memenuhi syarat.
Tidak ada genangan air limbah
RUMAH SEHAT
Kriteria rumah sehat didasarkan pada pedoman teknis penilaian rumah sehat
Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Depkes RI tahun
2007. Pedoman teknis ini disusun berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI
Nomor : 829/Menkes/SK/VII/1999 tentang persyaratan Kesehatan Perumahan.
Sedangkan pembobotan terhadap kelompok komponen rumah, kelompok sarana
sanitasi, dan kelompok perilaku didasarkan pada teori Blum, yang diinterpetasikan terhadap Bobot komponen rumah (31%), Bobot sarana sanitasi (25%),
Bobot Perilaku (44%). Kelompok Komponen Rumah yang dijadikan dasar penilaian
rumah sehat menggunakan indikator komponen sebagai berikut :
1.
Langit-langit
2.
Dinding
3.
Lantai
4.
Jendela kamar tidur
Faktor
risiko lingkungan pada bangunan rumah yang dapat mempengaruhi kejadian penyakit
maupun kecelakaan, antara lain :
a.
Ventilasi
b.
Pencahayaan
c.
Kepadatan hunian
d.
Ruang tidur
e.
WC / jamban sehat
f.
Kelembaban
ruang
g.
Kualitas udara ruang
h.
Binatang penular penyakit
i.
Ketersediaan air bersih
j.
Limbah
rumah tangga
k.
Sampah
l.
Perilaku penghuni
Upaya
pengendalian faktor risiko lingkungan perumahan perlu dilakukan untuk mencegah
terjadinya beberapa penyakit seperti di atas, yaitu dengan membangun rumah yang
memenuhi syarat-syarat kesehatan. Secara umum persyaratan rumah sehat Depkes
2005 adalah sebagai berikut :
a.
Memenuhi kebutuhan fisiologis,
antara lain pencahayaan, penghawaan, ruang gerak yang cukup dan terhindar dari
gangguan kebisingan.
b.
Memenuhi kebutuhan psikologis,
antara lain privacy yang cukup, komunikasi yang sehat antara anggota keluarga
dalam rumah.
c.
Memenuhi persyaratan pencegahan
penuran penyakit, antara lain penyediaan air bersih, pengelolaan tinja dan
limbah rumah tangga, bebas vektor
penyakit, terlindungnya makanan dan minuman dari pencemaran.
d.
Memenuhi persyaratan pencegahan
terjadinya kecelakaan, antara lain persyaratan garis sepadan jalan, konstruksi
yang kuat, tidak mudah terbakar, dan tidak cenderung menimbulkan kecelakaan
bagi penghuninya.
1.
Alasan kesehatan
Rumah adalah pusat kesehatan keluarga karena :
a.
Rumah merupakan tempat dimana
anggota keluarga berkumpul dan saling berhubungan
b.
Rumah bukan sekedar tempat istirahat,melainkan
juga tempat mendapatkan kesenagan,kecintaan dan mendapatkan kebahagiaan.
2.
Syarat-syarat rumah sehat
a.
Tersedia air bersih
Tersedianya air untuk keperluan
rumah tangga harus cukup,baik kualitas maupun kuantitasnya.
1)
Syarat kualitas
Persediaan air untuk
keperluan rumah tangga diperkirakan sekitar 100 liter.
2)
Syarat kuantitas
Air rumah tangga
harus memenuhi syarat yaitu :
a)
Syarat fisik yaitu air harus
jernih,tidak berbau,tidak berasa,tidsk berwarna.
b)
Syarat kimiawi yaitu tidak
mengandung racun.
c)
Syarat bakteriologi yaitu air
tidak boleh mengandung kuman penyakit menular antara lain : typus
abdominalis,cacing dll. Sebaiknya air dimasak sampai mendidih untuk memperoleh
air bersih atau dengan dilakukan penyaringan ( filtrasi ).
b.
Adanya halaman rumah
Halaman
depan rumah sebaiknya ditanami tanaman hias seperti mawar,anggrek dll.
Sedangkan halaman samping dan belakang ditanami buah-buahan,tanaman sayuran dan
tanaman berkhasiat obat dekat rumah,jangan tanaman yang berbahaya seperti pohon
kelapa dan durian.halaman depan rumah harus dijaga agar tidak terdapat batu
tajam,pecahan kaca dan paku.
c.
Memiliki tempat pembuangan
sampah
1)
Tempat pembuangan sampah,tempat
sampah sebaiknya tidak diletakan di dapur tetapi diluar rumah. Tempat sampah
sebaiknya terbuat dari bahan yang tidak mudah rusak dan tertutup agar tidak
menarik serangga,ditempatkan diluar rumah.
2)
Pembuangan sampah dapat
dilakukan dengan cara
a)
Lend fill
Sampah
dibuang di tempat sampah yangrendah, cara ini baik untuk sampah organik.
b)
Sanitari lend fill
Sampah
dibuang pada tempat yang rendah kemudian ditutup dengan tanah setebal 60cm.
c)
individual incineratiol
Sampah
dikumpulkan sendiri kemudian dibakar dengan hati-hati
d)
kog fidin
Sampah
sisa sayuran,ampas tahu diberikan ke hewan.
3)
Menjamin tersedianya udara bersih
Tempat
kerja,kamar tidur,ruang tamu dan ruang lain dirumah harus ada ventilasinya.
Pabrik disekitar lingkungan sebaiknya tidak menimbulkan polusi udara.Mempunyai
ruang tamu,ruang makan dan kamar tidur.
4)
Mempunyai dapur,yang memiliki
jendela atau ventilasi dan harus dijaga kebersihannya.
5)
Kamar mandi sebaiknya diberi
ventilasi,dibersihkan setiap hari dan dinding kakus dicat dengan warna terang.
Pembuiatan septic tank sebaiknya dasarnya terbuat dari beton dan alas ditutup.
6)
Proses pembuangan kotoran manusia
a)
kotoran manusia : faces,urine
& Co2
b)
faces merupakan sumber
penyebaran penyakit multikompleks
7)
Pengolahan pembuangan kotoran
manusia :
Untuk
mengurangi kontaminasi kotoran manusia > dikelola dengan baik à jamban
Syarat
jamban sehat adalah :
a)
Tidak mengotori tanah
sekitarnya
b)
Tidak mengotori air permukaan
sekitarnya
c)
Tidak terjangkau serangga
d)
Tidak menimbulkan bau
e)
Mudah digunakan dan dipelihara
f)
Sederhana desainnya
g)
Murah
h)
Dapat diterima oleh pemakainya
1.
Syarat-syarat jamban bersih dan
sehat :
a)
Jamban tertutup à terhindar dari serangga dan jaga privacy
b)
Lantai jamban yang kuat à tempatberpijak
c)
Tempat amban tidak mengganggu
pandangan dan tidak menimbulkan bau
d) Tersedia alat pembersih à air
dan tissue
Technologi sederhana
pembuangan kotoran manusia adalah :
a)
Jamban cemplung, kakus ( ppit
llatrine )
Tanpa
rumah dan tanpa tutup
b) Jamban cemplung berventilasi ( vip latrine)
Tertutup
dan berentilasi pipa
c) Jamban empang ( fihpond latrine)
Dibangun
diatas empang terjadi daur ulang
d) Jamban pupuk ( the compost privy )
Seperti jamban
cemplung, dibuat berlapis antara kotoran manusia, kotoran binatang, dan sampah
daun-daunan dikubur dengan tanah waktu 6 bulan.
BAB III
ASUHAN KEBIDANAN KELUARGA
DALAM KONTEKS KOMUNITI
A.
PENGKAJIAN
Hari/Tanggal: Kamis,06 Agustus 2015
I.
IDENTITAS KELUARGA
1.
Kepala Keluarga
a.
Nama : Tn. N
b.
Umur : 55 th
c.
Jenis Kelamin : Laki-laki
d.
Agama : Islam
e.
Pendidikan Terakhir : SD
f.
Pekerjaan Pokok : Wiraswasta
g.
Pekerjaan tambahan : -
h.
Penghasilan perbulan :± Rp. 1.500.000,00
i.
Suku / Bangsa : Jawa / Indonesia
j.
Alamat : Jl. Raya
Glempang Rt 03 Rw 03
k.
Tipe keluarga : Nuclear
2.
Anggota Keluarga (genogram dilampirkan,
minimal 3 generasi)
No
|
Nama
|
Umur
|
Status
|
L/P
|
Agama
|
Hub Kelg
|
Pendidikan
|
Pekerjaan
|
Pindah
|
Ket
|
1
|
Ny. Umariah
|
52 th
|
Istri
|
P
|
Islam
|
SD
|
Wiraswasta
|
-
|
-
|
|
2
|
An. Elly Tumeko Bayu
|
29 th
|
Anak
|
P
|
Islam
|
SMP
|
Wiraswasta
|
-
|
-
|
|
3
|
An. Fia Rahma
|
12 th
|
Anak
|
P
|
Islam
|
SMP
|
Belum Bekerja
|
-
|
-
|
II. POLA/KEBIASAAN KELUARGA
SEHARI-HARI
1.
Pola Makan
No
|
Pola konsumsi
|
1 kali
|
2 kali
|
3 kali
|
Tiap hari
|
Tidak teratur
|
Ket
|
|
a.
|
Frekuensi makan per hari
|
√
|
||||||
b.
|
Makan protein nabati perminggu
|
√
|
||||||
c.
|
Makan protein hewani per minggu
|
√
|
||||||
d.
|
Berapa kali makan sayuran per minggu
|
√
|
||||||
e.
|
Berapa kali minum susu per minggu
|
√
|
||||||
Kebiasaan makan non
frekuensi
|
||||||||
f.
|
Jenis makanan pokok
|
Nasi
|
||||||
g.
|
Kebiasaan minum
|
Air Putih
|
||||||
h.
|
Pengelolaan makanan sesuai syarat kesehatan
|
Ya
|
||||||
i.
|
Pakai garam yodium
|
Ya
|
||||||
j.
|
Makanan pantangan dalam keluarga
|
Tidak ada
|
||||||
k.
|
Cuci tangan sebelum dan sesudah makan
|
Ya
|
Kadang-kadang pakai sabun
|
|||||
l.
|
Penyajian makanan
|
Hangat dan Dingin
|
||||||
m.
|
Penyimpanan makanan
|
Tertutup
|
||||||
2.
Pola Istirahat Dan Tidur
a.
Kebiasaan istirahat siang : tergantung kemauan masing-masing individu
b.
Kebiasaan
istirahat malam : 6-8jam
3.
Pola Komunikasi Keluarga
a.
Pengambil keputusan dalam
keluarga : Kepala
keluarga
b.
Hubungan antar anggota keluarga
:
Jenis
|
Harmonis
|
Kurang harmonis
|
Alasan
|
Suami istri
|
Harmonis
|
-
|
-
|
Orang tua-anak
|
Harmonis
|
-
|
-
|
Anak-anak
|
Harmonis
|
-
|
-
|
Keluarga-masyarakat
|
Harmonis
|
-
|
-
|
4.
Pola Hygiene Sanitasi
a. Mandi :
2 kali/hari, pakai sabun, di sumur
b. Gosok gigi : 2 kali/hari, sikat
pribadi
c. Mencuci rambut : 3 kali/minggu
d. Ganti pakaian luar : 2 kali/hari
e. Ganti pakaian dalam : 2 kali/hari
f. Pakai alas kaki : Tidak
g. Kebiasaan merugikan : ada, Suami (Tn. Naryuli) ,merokok
III.
DATA SOSIAL EKONOMI BUDAYA DAN
SPIRITUAL
1.
Penghasilan
a.
Anggota keluarga yang bekerja
1)
Ayah, Jenis pekerjaan : Wiraswasta
2)
Ibu, Jenis pekerjaan : Wiraswasta
3)
Anak, Jenis pekerjaan : Wiraswasta dan belum bkerja
b.
Penghasilan keluarga/bulan : ± Rp. 1.500.000,-
c.
Pengeluaran/pemanfaatan dana
keluarga
1)
Kebutuhan pokok : 60 %
2)
Biaya pendidikan : 15 %
3)
Kesehatan : 10 %
4)
Pakaian : 5 %
5)
Rekreasi : Tidak ada
6)
Perbaikan rumah : Tidak ada
7)
Tabungan : 5 %
8)
Biaya tak terduga : 5 %
d.
Penggunaan dana : Pas-pasan
e.
Pengelolaan dan penentu
keuangan keluarga oleh : Istri
2.
Kegiatan Sosial Kemasyarakatan
a.
Kedudukan kepala keluarga (KK)
dalam kemasyarakatan :Warga Masyarakat
b.
Partisipasi keluarga dalam
kegiatan kemasyarakatan : Aktif
3.
Hiburan Keluarga
a. Sarana hiburan keluarga : TV
b. Frekuensi rekreasi : 1x setahun
c. Pemanfaatan waktu senggang : Istirahat, menonton TV
d. Suasana waktu senggang : Gembira
e. Kesempatan berkumpul (bercengkrama)
seluruh anggota keluarga : Setiap hari
4.
Data Spiritual Keluarga
No
|
Nama
|
Kegiatan menjalankan ibadah
|
Tempat
|
Ket
|
1
|
Tn. Naryuli
|
Sholat 5 waktu,
sholat jum’at
|
Di mushola & Di rumah
|
|
2
|
Ny. Umariah
|
Sholat 5 waktu
|
Di rumah
|
|
3
|
An. Elly Tumeko Bayu
|
Sholat 5 waktu
|
Di rumah
|
|
4
|
An. Fia Rahma
|
Sholat 5 waktu
|
Dirumah
|
5.
Tingkah Laku Anggota Keluarga Yang Menonjol
a. Agresif :
tidak ada
b. Suka melamun : tidak ada
c. Suka menyendiri : tidak ada
d. Menangis tanpa sebab : tidak ada
e. Mencuri :
tidak ada
IV. DATA KELUARGA TENTANG MASALAH KESEHATAN
1.
Pengetahuan Tentang Penyakit
a.
Pengetahuan tentang penyakit
menular (HIV/AIDS, HEPATITIS, TBC, DLL)
1) Penyebab penyakit : Kuman
2) Cara penularan HIV : Hubungan seks
3)
Cara penularan TBC : Percikan ludah
4)
Bahaya penyakit : Sangat menular
5)
Perawatan HIV : Pengobatan tuntas
6)
Perawatan TBC : Pengobatan tuntas
7)
Pencegahan AIDS : Tidak seks bebas
8)
Pencegahan TBC : Tutup mulut saat bersin
b.
Pengetahuan tentang penyakit
kronis/ penyakit tidak menular/penyakit menurun : Tidak
c.
Kematian anggota keluarga satu
tahun terakhir : Tidak ada
2.
Tanggapan Keluarga Terhadap Pelayanan
Kesehatan
a. Jenis pelayanan kesehatan yang paling
membantu keluarga dalam mengatasi masalah kesehatan : Puskesmas
b. Bentuk pelayanan yang diperlukan keluarga
dalam membantu mengatasi masalah kesehatan :
biaya, pelayanan bermutu
c. Tanggapan keluarga terhadap petugas
kesehatan : baik
d. Pilihan tempat minta bantuan : nakes & diobati sendiri
3.
Persepsi Dan Tindakan Keluarga Terhadap
Masalah Kesehatan
a.
Sakit
adalah keadaan tidak nyaman di badan
b.
Tanggapan keluarga terhadap
masalah : Segera di tangani
c.
Apa yang harus dilakukan
keluarga terhadap masalah yang dihadapi : konsultasi dan berobat
d. Kemana keluarga meminta bantuan dalam
masalah kesehatan : Tenaga kesehatan
e. Apa yang menjadi bahan pertimbangan
keluarga dalam menyelesaikan masalah kesehatan : Biaya
f. Tindakan keluarga untuk menyelesaikan
masalah : Musyawarah
4.
Kebutuhan Keluarga Terhadap Informasi/Penyuluhan
Kesehatan
a. Apakah keluarga merasa perlu informasi
kesehatan : perlu
Alasan untuk menambah pengetahuan tentang kesehatan
b.
Waktu yang tepat untuk
penyuluhan : Sore hari
c.
Tempat yang diinginkan : di rumah pak Rt
5.
Peran Serta Keluarga Dalam Kesehatan
a.
Apakah
keluarga menjadi salah peserta system asuransi kesehatan (Dana sehat, Askes,
JPKM dll) : tidak
b.
Pengetahuan keluarga tentang
dana sehat atau JPKM
1)
Syarat-syarat dana sehat/JPKM : tidak
2) Pengertian dana sehat/JPKM : tidak
3) Manfaat dana sehat/JPKM : tahu (meringankan biaya
kesehatan)
c. Usaha Pemeliharaan Kesehatan Mandiri : Kotak obat
V.
DATA KESEHATAN KELUARGA
1.
Riwayat Kesehatan Keluarga Sekarang
No
|
Nama
|
Kead Kesh skrg
|
kesan fisik (BB/TB)
|
Keadaan penyakit sekarang
|
||||
Penyakit
|
Berapa lama
|
Tindakan dan perawatan
|
perkembangan
|
Kemungkinan penyebab
|
||||
1
|
Tidak ada
anggota keluarga yang sakit
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
2.
Riwayat kesehatan keluarga yang lalu
No
|
Nama
|
Penyakit yang pernah diderita
(fisik/jiwa)
|
Penyakit
keturunan
|
|||||
Jenis
|
Kapan
|
Lamanya sakit
|
Tindakan dan
perawatan
|
Kemungkinan
penyebab
|
Akhir penyakit
|
|||
1.
|
An. Elly
|
typus
|
± 3 th lalu
|
15 hari
|
Di rawat di rumah sakit
|
Makanan
|
membaik
|
-
|
3.
Ringkasan Riwayat KIA/KB
No
|
Persalinan
|
KB
|
Anak
|
Peny Gizi
|
|||||||
Penolong
|
Kelainan
|
Jenis
|
Mulai
|
lepas
|
Status imunisasi
|
Status gizi
|
Penyakit
|
Anemi
|
Gondok
|
< Vit A
|
|
1.
2
|
Dukun
|
-
|
Pil
|
Setelah 40 hari
|
Lupa
|
lengkap
|
baik
|
-
|
-
|
-
|
-
|
2.
|
Dukun
|
-
|
Pil
|
Setelah 40 hari
|
Lupa
|
Lengkap
|
Baik
|
||||
3.
|
Bidan
|
-
|
Pil
|
Setelah 40 hari
|
Lupa
|
Lengkap
|
Baik
|
||||
4.
|
bidan
|
-
|
Pil
|
Setelah 40 hari
|
Setelah tidak mens
|
lengkap
|
Baik
|
VI. PERILAKU HIDUP BERSIH
SEHAT (PHBS) KELUARGA
NO
|
VARIABEL / INDIKATOR
|
SCORE
Th.
2015
|
KIA DAN GIZI
|
||
1
|
Persalinan
ditolong oleh Tenaga Kesehatan
|
1
|
2
|
Memeriksa
kehamilan minimal 4 kali
|
1
|
3
|
Memberikan ASI
Eksklusif pada bayi
|
0
|
4
|
Menimbang balita
minimal 8 kali setahun
|
1
|
5
|
Anggota rumah
tangga makan dengan menu gizi seimbang
|
1
|
KESEHATAN LINGKUNGAN
|
||
6
|
Anggota rumah
tangga menggunakan air bersih
|
1
|
7
|
Anggota rumah
tangga menggunakan jamban yang sehat
|
1
|
8
|
Anggota rumah
tangga membuang sampah pada tempatnya
|
0
|
9
|
Menggunakan
lantai rumah kedap air
|
1
|
GAYA HIDUP
|
||
10
|
Anggota rumah
tangga melakukan aktifitas fisik / olah raga
|
1
|
11
|
Anggota rumah
tangga tidak ada yang merokok
|
0
|
12
|
Anggota rumah tangga
mencuci tangan dengan sabun
|
1
|
13
|
Anggota rumah tangga menggosok gigi min 2 kali
sehari
|
1
|
14
|
Anggota rumah
tangga tidak menyalahgunakan Miras/Narkoba
|
1
|
UPAYA KESEHATAN
MASYARAKAT
|
||
15
|
Anggota rumah
tangga menjadi peserta JPK / Dana sehat
|
0
|
16
|
Anggota rumah
tangga melakukan PSN minimal seminggu sekali
|
1
|
JUMLAH NILAI
|
12
|
|
STRATA/WARNA
|
Hijau
|
Keterangan : Jawaban Ya
dinilai 1 (satu), dan jawaban Tidak dinilai 0 (nol)
KLASIFIKASI/STRATA RUMAH
TANGGA :
1. Strata Sehat Pratama
(Warna Merah) : Jika jumlah nilai jawaban Ya antara 0 s/d 5
2. Strata Sehat Madya (Warna
Kuning) : Jika jumlah nilai jawaban Ya antara 6 s/d 10
3. Strata Sehat Utama (Warna
Hijau) : Jika
jumlah nilai jawaban Ya antara 11 s/d 15
4. Strata Sehat Paripurna
(Warna Biru) : Jika jumlah nilai jawaban Ya = 16
VII.
DATA KESEHATAN INDIVIDU
1.
Kesehatan Anak (bila ada bayi/balita)
a.
Riwayat Kesehatan
No
|
Nama
|
Umur
|
Berat lahir
|
BB, TB. LILA skrg
|
Motorik kasar
|
Motorik halus
|
Personal sosial
|
Bahasa
|
Masalah
|
b.
Status Imunisasi, Vit A
NO
|
IMUNISASI (umur pemberian
imunisasi dalam bulan)
|
VIT A
|
KMS (pny/tdk)
|
Ket
|
||||||||||||
BCG
|
DPT
|
POLIO
|
HB
|
CAMPAK
|
Ya/tdk
|
Brp byk
|
||||||||||
1
|
2
|
3
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
|||||||
c.
Pola Makan
No
|
ASI
|
Makanan tambahan
|
Mak pantangan
|
Nafsu makan
|
Status gizi
|
Masalah
|
Penanganan
|
Yang menangani
|
|
Jenis
|
frek
|
||||||||
d.
Data Penyakit Anak
No
|
Peny yang pernah diderita
|
Kapan
|
Penanggulangan
|
Peny yang sekarang diderita
|
Sejak kapan
|
Tanggapan kelg thd peny tsb (bhy/tdk, peduli/abaikan)
|
Penanganan yang sdh dilkakukan
|
Penget kelg ttg peny tsb
|
keterangan
|
e.
Pengetahuan Keluarga Tentang Perawatan Dan
Penyakit Anak
TUMBANG
|
ISPA
|
DIARE
|
|||||||
Tumbang anak skrg
|
Cara stimulasi
|
Sumber informasi
|
pencegahan
|
Tindakan bila anak ISPA
|
Sumber informasi
|
pencegahan
|
Tindakan bila anak diare
|
Cairan yg diberikan
|
Sumber informasi
|
Normal
|
tahu
|
Media cetak
|
makanan bergizi
|
Obat batuk
|
Media cetak
|
Tingkatkan
pemberian ASI
|
minum lebih banyak dari biasanya
|
Oralit
|
Media cetak
|
Tidak normal
|
tidak
|
TV/
radio
|
Imunisasi
|
Turun panas
|
TV/
Radio
|
Penggunaan air bersih
|
makan seperti biasanya
|
LGG
|
TV/
radio
|
Sedikit terlmbat
|
Bila tahu, Contoh nya
|
nakes
|
kebersihan
anak&lingkungan
|
Jeruk nipis dan madu/kecap
|
Nakes
|
cuci tangan sebelum makan dan sesudah
BAB
|
Membawa ke petugas kesehatan
|
Air putih
|
nakes
|
Lainnya :.............
|
Lainnya.......
|
Menghindari anak ISPA
|
Periksa ke nakes
|
Lain:..........
|
BAB di jamban
|
Konrol bila memburuk
|
Air kuah
|
Lainnya :
|
|
sirkulasi udara sehat di dalam rumah
|
Lainnya :..............
|
Memelihara kebersihan jamban
|
Pantau tanda dehidrasi berat
|
Air tajin
|
|||||
Lainnya :..............
|
Imunisasi campak
|
Lainnya.......
|
Lainnya :
|
f.
Ibu Menyusui
a Rencana lama pemberian ASI-nya :
b Frekuensi meneteki per hari :
c Lama meneteki :
d Alasan penyapihan :
VII.
DATA KESEHATAN INDIVIDU
2.
KB (bila merupakan KK PUS)
a. Pernah mendengar KB : -
b. Kalau pernah mendengar dari : -
c. Telah ikut KB : -
d. Data Keluarga Berencana
No
|
Nama Anggota Keluarga
|
Alat Kontrasepsi Yang Digunakan
|
Alasan
|
Jenis Gangguan
|
Cara Mengatasi
|
Tempat Kontrol
|
Sudah berapa lama
|
Ket
berhenti
|
1
|
||||||||
VII. DATA
KESEHATAN INDIVIDU
3.
Kesehatan Remaja (bila ada remaja)
a.
Perilaku remaja
1) Informasi tentang
kesehatan reproduksi remaja : dapat, dari sekolah
2) Apakah saja yang saudara ketahui tentang
kesehatan reproduksi remaja ? pubertas
3) Apakah anda pernah melakukan perilaku
menyimpang (seks bebas/aborsi/narkoba/dll)? tidak
4) Masalah yang pernah dialami kaitannya
dengan kesehatan reproduksi ? nyeri saat menstruasi
5) Sikap anda menghadapi masalah
tersebut? biasa saja
6) Tindakan untuk mengatasi masalah? Tiduran atau istirahat
7) Siapa yang anda percaya untuk
mendiskusikan permasalahan anda? Orang tua
b.
Peran orang tua
1) Apakah orang tua anda sering memberikan
berbagai informasi tentang kesehatan reproduksi remaja? tidak
2) Apakah orang tua senantiasa peduli dengan
perilaku anda? ya
3) Apakah orang tua menjadi tempat bertanya
dan berdiskusi berbagai hal? ya
4) Apakah menurut anda orangtua terlalu
mengatur pergaulan anda? tidak
5) Apakah orang tua memberikan sarana dan
prasarana dan kesempatan yang memadai untuk menuju reproduksi sehat? Tidak
c.
Pemeriksaan Fisik
Tanggal : Agustus 2015 Jam : 10.00 WIB
Pemeriksaan pada Nn.Fia Rahma
1) KU :
Baik
Kesadaran : Komposmetis
Tanda vital :
-
TD :
mmHg
-
R : 20 x/menit
-
S :
C
-
N : 85 x/menit
2) Conjungtiva : (merah muda) tidak anemis
3) LILA :
22 cm
d.
Harapan terhadap lingkungan
1) Apa yang anda harapkan tentang sikap orang
tua pada anda? lebih memperhatikan kesehatan.
2) Informasi apa yang anda butuhkan tentang
kesehatan reproduksi? tentang PMS, HIV, penyakit
yang menyerang sistem reproduksi
3) Siapa yang anda harapkan dapat memberi
informasi tersebut? Siapa saja yang
mengetahui informasi tentang kesehatan
VII. DATA
KESEHATAN INDIVIDU
4.
Kesehatan lansia khususnya Ibu Menopause
(bila ada ibu Menopause)
a. Keluhan penyakit yang diderita : Reumatik, Asam Urat
b. Tindakan yang dilakukan lansia sehubungan
dengan keluhan penyakit tersebut: di obati sendiri baru
di bawa ke nakes.
c. Upaya keluarga menjaga pemenuhan kebutuhan
makanan seimbang bagi lansia: Tidak ada.
d. Nafsu makan lansia: cukup.
e. Aktifitas : tidak
ada, jenis : -
f. Bentuk bantuan
yang dibutuhkan lansia di masyarakat : Penyuluhan kesehatan
g.
Informasi tentang menopause?
Tidak dapat.
h.
Apa yang ibu keluhkan
sehubungan dengan datangnya menopause?pusing dan kadang susah tidur.
i.
Apakah ibu merasa perlu
memeriksakan diri ke ahli untuk mendeteksi kanker? Tidak. Alasan : takut saat di periksa
j.
Bagaimana tanggapan suami
terhadap perubahan yang diakibatkan oleh menopause? Tidak ada.
k.
Informasi apa yang ibu perlukan
dalam menghadapi masa menopause ini? Tidak ada.
l.
Apa harapan ibu tentang sikap
keluarga pada kondisi ibu? Tidak ada.
VIII.
INSPEKSI RUMAH DAN LINGKUNGAN
1. Rumah
a. Ukuran rumah : 7 x 9 m
b. Dinding rumah : Permanen
c. Lantai :
keramik
d. Langit-langit :
eternit
e.
Atap rumah : Genting
f.
Ventilasi : Ada
g. Jenis ventilasi : Pintu, jendela,
dan lubang angin
h. Jendela/lubang angina dibuka setiap hari :
Ya
i.
Keadaan
ventilasi : sesuai syarat
j.
Penerangan : Listrik
k. Cahaya matahari masuk ke dalam rumah:Ya
l.
kamar
tidur : terpisah, 4 kamar tidur, kondisi : cukup
m.
Denah rumah (dilampirkan)
n.
Kebersihan rumah : Cukup
2.
Sumber air : sumur gali
3.
Jamban keluarga
i.
Pemilikan jamban: Punya, Jarak
jamban-sumur : ≤ 10 m
ii.
Jenis
jamban : Leher angsa
4. Saluran Pembuangan air limbah : tertutup
5. Pembuangan sampah : umum
6. Vektor : Nyamuk, tikus, kecoa.
7.
Ternak
a.
Jenis piaraan : bebek
b.
Kandang : punya, luas 2x3 m
c.
Letak dari rumah :diluar,belakang, jarak 0 m
d.
Kotoran dibersihkan, Tempat
pembuangan sampah kotoran ternak : tanah
e.
Kebersihan kandang : kurang
8.
Halaman
a. Pemilikan: punya, luas 1x4 m2, Pemanfaatan :tidak ada
b. Untuk : -
9. Fasilitas pendidikan dekat rumah : SD,
jarak ± 200 m
10. Fasilitas Perdagangan dekat rumah :
warung, jarak ±100 m
11. Fasilitas kesehatan yang dekat : BPS, jarak ±300 m
12. Fasilitas peribadatan
sesuai agama : dekat, Jarak 25 m
13. Fasilitas jalan dapat dilewati : Motor roda dua, jalan kaki
B.
ANALISIS DATA
Dari pengkajian diatas, terdapat beberapa masalah
kesehatan yang ditemukan seperti:
a.
Kurangnya pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi remaja
b.
Dalam keluarga Tn.Naryuli terdapat
lansia yang tidak mengetahui tentang pengetahuan
kesehatan pada lansia.
c.
Dalam keluarga Tn. Naryuli
terdapat anggota keluarga yang merokok yaitu Tn. Naryuli.
d.
Keluarga belum mengetahui kesehatan lingkungan dan rumah yang baik.
e.
Keadaan luas rumah cukup yaitu dengan anggota keluarga 4 orang luas
rumah 7 x 9 m serta keadaan kamar cukup sempit.
f.
Jarak kandang hewan peliharaan dari rumah ≤ 10 m
C.
INTERPRETASI DATA
1. Diagnosa :
Keluarga Tn. Naryuli terdapat remaja yang belum mengetahui
tentang kesehatan reproduksi remaja, terdapat ibu menopause
yang belum mengetahui tentang kesehatan lansia, dan tidak mengetahui
bahaya merokok, serta kebersihan lingkungan dan rumah masih kurang sehat.
2. Masalah :
a. Tingkat pengetahuan remaja yang kurang tentang
kesehatan reproduksi remaja
b. Kurangnya tingkat
pengetahuan ibu menopause tentang
kesehatan lansia
c. Kurangnya tingkat
pengetahuan keluarga tentang bahaya
merokok
d. Kurangnya pengetahuan tentang kesehatan lingkungan
dan rumah.
D. PERUMUSAN MASALAH
a.
Remaja kurang
mengetahui tentang kesehatan reproduksi remaja
Dasar : remaja tidak teralau paham dengan
kesehatan reproduksi
b.
Lansia yang kurang pengetahuan
tentang kesehatan lansia
Dasar : ibu
mengatakan belum mengetahui tentang menopause
c.
Tingkat pengetahuan keluarga
tentang bahaya merokok masih kurang
Dasar :
1)
Kepala keluarga masih menjadi
perokok aktif
2)
Keluarga kurang memahami bahaya
dari merokok
d.
Kurangnya
pengetahuan keluarga tentang kesehatan lingkungan dan rumah
Dasar : jarak kandang hewan peliharaan dari rumah kurang
dari 10 m
E. DIAGNOSA POTENSIAL
1. Meningkatnya potensi
terjadi penyakit yang menyerang alat reproduksi
2. Kegagalan meningkatkan
derajat kesehatan keluarga.
Dasar : Keluarga menganggap masalah kesehatan yang
timbul dalam keluarga adalah sesuatu
yang wajar.
F. ANTISIPASI TINDAKAN SEGERA
Pemberian KIE tentang KRR, Menopause dan PHBS
G. PRIORITAS MASALAH
a.
Kurangnya pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi remaja
No
|
Kriteria
|
Perhitungan
|
Score
|
Pembenaran
|
1
|
Sifat Masalah
|
2
|
Ancaman kesehatan
|
|
2
|
Kemungkinan masalah untuk diubah
|
2
|
Dapat di ubah dengan memberikan KIE
|
|
3
|
Potensi masalah untuk diubah
|
2
|
Pengetahuan cukup dapat meningkatkan derajat kesehatan
|
|
4
|
Penonjolan masalah
|
2
|
Masalah harus segera
ditangani
|
|
Total
|
8
|
a.
Tingkat pengetahuan ibu
menopause tentang kesehatan lansia masih kurang
No
|
Kriteria
|
Perhitungan
|
Score
|
Pembenaran
|
|
1
|
Sifat Masalah
|
2
|
Pengetahuan ang rendah
dapat mengancam
kesehatan
|
||
2
|
Kemungkinan masalah untuk diubah
|
1
|
Hanya sebagian bisa di ubah
|
||
3
|
Potensi masalah untuk
diubah
|
2
|
Pengetahuan cukup dapat meningkatkan derajat kesehatan
|
||
4
|
Penonjolan masalah
|
2
|
Keluarga harus segera menangani
masalah
|
||
|
i.
4
|
- Kurang pengetahuan keluarga tentang bahaya merokok
No
|
Kriteria
|
Perhitungan
|
Score
|
Pembenaran
|
|
1
|
Sifat Masalah
|
2
|
Pengetahuan keluarga yang rendah
dapat mengancam kesehatan
|
||
2
|
Kemungkinan masalah untuk diubah
|
0
|
Kemungkinan masalah dapat di ubah sulit
|
||
3
|
Potensi masalah untuk
diubah
|
1
|
Potensi untuk di ubah rendah
|
||
4
|
Penonjolan masalah
|
1
|
Masalah tidak
dirasakan dalam keluarga
|
||
|
ii.
4
|
c.
Rendahnya tingkat pengetahuan keluarga tentang kesehatan
lingkungan dan rumah sehat
No
|
Kriteria
|
Perhitungan
|
Score
|
Pembenaran
|
1
|
Sifat Masalah
|
2
|
Pengetahuan keluarga yang rendah dapat menjadi ancaman
kesehatan
|
|
2
|
Kemungkinan masalah untuk diubah
|
1
|
Kemungkinan masalah dapat di ubah hanya sebagian
|
|
3
|
Potensi masalah untuk
diubah
|
1
|
Potensi masalah dapat
di ubah rendah
|
|
4
|
Penonjolan masalah
|
1
|
masalah tidak perlu di
tangani segera dalam keluarga
|
|
Total
|
5
|
Dari hasil skoring
diatas dapat diprioritaskan masalah sebagai berikut:
a. Rendahnya tingkat pengetahuan remaja tentang
pengetahuan kesehatan reproduksi remaja
b. Kurangnya pengetahuan ibu menopause tentang
kesehatan lansia
c. Kurangnya pengetahuan keluarga tentang kesehatan lungkungan dan rumah
sehat
d. Kurangnya pengetahuankeluarga tentang bahaya
merokok
H.
PERENCANAAN
Tanggal : Jum’at, 07 Agustus 2015 jam
: 16.00 WIB
1.
Beritahu
keluarga hasil pengkajian
2.
Beri
penyuluhan pada remaja tentang kesehatan reproduksi remaja
3.
Beri
penyuluhan kepada keluarga dan ibu menopause tentang kesehatan lansia.
4.
Beri
penyuluhan kepada keluarga tentang kesehatan lingkungan dan rumah sehat
5.
Beri
penyuluhan kepada keluarga tentang bahaya merokok.
6.
Jadwalkan
pertemuan berikutnya tanggal 08 Agustus 2015
- PELAKSANAAN
Tanggal
: 09 Agustus 2015 jam
: 15.00 WIB
1.
Memberitahu
keluarga hasil pengkajian
2.
Memberikan
penyuluhan pada remaja tentang kesehatan reproduksi remaja yaitu sikus
menstruasi, PMS, perubahan fisik.
3.
Memberikan penyuluhan pada ibu menopause tentang kesehatan
lansia yaitu perubahan pada lansia, gejala menopause, pola makan yang baik bagi
menopause.
4.
Memberi
penyuluhan kepada keluarga tenyang rumah sehat
5.
Memberi
penyuluhan kepada keluarga tentang bahaya merokok
6.
Menjadwalkan pertemuan berikutnya
- EVALUASI
Tanggal : 09 Agustus 2014 jam
: 18.30 WIB
1. Keluarga sudah tahu
hasil pengkajian
2. Nn.Fia Rahma sudah mengetahui tentang KRR
3. Ny.Umariah sudah mengetahui tentang menopause
4. Keluarga sudah
mengetahui tentang rumah sehat
5. Tn.Naryuli sudah
mengetahui tentang bahaya merokok
6. Pertemuan berikutnya besok sore.
0 komentar:
Posting Komentar