Rabu, 14 Oktober 2015

ASUHAN KEBIDANAN DALAM KONTEKS KOMUNITI


ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS PADA KELUARGA Tn. N
DI RT 03 RW 03 DESA GLEMPANG KECAMATAN MAOS
KABUPATEN CILACAP



Laporan Individu Praktek Kerja Lapangan (PKL)
PKMD – Kebidanan Komunitas
0320 Agustus 2015


Description: LOGO STIKES PAGUWARMAS

Di susun oleh :
Nama        : Rahmawati
Nim           : 13.1117




PRODI DIII KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PAGUWARMAS
MAOS-CILACAP
2015






BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG
Asuhan kebidanan komunitas sangat penting untuk di berikan kepada masyarakat dan keluarga. Keluarga merupakan unit pelayanan kesehatan yang terdepan dalam meningkatkan derajat kesehatan komunitas.Banyak dari masyarakat  yang masih belum mengerti tentang masalah kesehatan, baik Kesehatan Ibu dan Anak maupun kesehehatan lingkungan sekitarnya. Sehingga masyarakat memerlukan banyak informasi tentang masalah kesehatan. Dalam hal ini tenaga kesehatan sangat berperan penting untuk membantu mengatasi masalah tersebut  melalui upaya promotif dan preventif. Bidan memberikan pendidikan dan penyuluhan kesehatan kepada individu, keluarga, masyarakat  tentang penanggulangan masalah kesehatan khususnyan yang berhubungan dengan pihak terkait dengan kesehatan ibu, anak dan Keluarga Berencana (Heni, P.W., Asmar Y.Z., 2005).
Bidan mempunyai tugas penting dalam konseling dan pendidikan kesehatan, tidak hanya kepada perempuan tetapi juga kepada Keluarga dan Masyarakat. (Depkes RI, 2008) . Upaya promotif dan preventif yang di lakukan disini tidak hanya melibatkan tenaga kesehatan saja tetapi juga melibatkan peran serta masyarakat. Sehingga masyarakat dapat bekerjasama dengan tenaga kesehatan dalam menyelesaikan masalah kesehatannnya khususnya dalam lingkup keluarga.
Dalam hal ini, penulis mengambil kasus pada keluarga Tn. N di RT 03 RW 03 Desa Glempang Kecamatan Maos sebagai bukti pelaksanaan praktek kebidanan komunitas dan melaksanakan implementasi sesuai dengan prioritas masalah. Keluarga Tn.N merupakan salah satu keluarga yang mempunyai masalah kesehatan. Keluarga Tn.N merupakan keluarga kecil yang sederhana, dalam satu rumah Keluarga Tn.N hanya ada satu KK, yang terdiri dari Ayah, Ibu dan Anak. Permasalahan kesehatan keluarga Tn.N yang paling menonjol adalah An. F kurangnya pengetahuan tentang kesehatan reproduksi remaja, Ny U kurangnya pengetahuan tentang masa menopause, pola hidup bersih dan sehat keluarga Tn. N masih kurang dan Tn N kurang mengetahui bahaya merokok. Dengan adanya PKL PKMD ini diharapkan mahasiswa dapat membantu menyelesaikan masalah kesehatan yang ada di dalam keluarga tersebut.
A.    TUJUAN
1.    Tujuan umum
Memberikan asuhan kebidanan dalam keluarga Tn. N untuk mewujudkan keluarga yang sejahtera.
2.    Tujuan khusus
a.       Melakukan pengkajian data pada keluarga Tn. N untuk menemukan masalah yang ada dalam keluarga
b.      Melakukan interpretasi data pada keluarga untuk menemukan masalah yang lebih spesifik
c.       Mengantisipasi masalah yang ada dalam keluarga Tn. N
d.      Melakukan kolaborasi untuk membantu menyelesaikan masalah dalam keluarga Tn. N
e.       Merencanakan asuhan yang akan di berikan kepada keluarga Tn. N sesuai dengan masalah yang ada
f.       Melaksanaakan asuhan yang telah direncanakan sebelumnya untuk menyelesaikan masalah yang ada di keluarga Tn. N
g.      Mengevaluasi hasil pelaksanaan asuhan yang telah di berikan pada keluarga Tn. N.
B.     MANFAAT                                                                                           
1.    Bagi keluarga Binaan KK intensif
a.    Membantu keluarga dalam mengidentifikasi masalah.
b.    Meningkatkan peran serta anggota keluarga dalam mengatasi masalah kesehatan keluarganya.
c.    Keluarga dapat memelihara kehidupan yang sehat dan dapat meningkatkan  mutu hidup kesejahteraan keluarga.
d.   Meningkatkan pengetahuan keluarga mengenai  kesehatan
e.    Keluarga dapat melaksanakan Perilaku Hidup Bersih Sehat secara baik dan benar setelah di lakukan pembinaan tentang kesehatan pada keluarga  Tn. N.
2.    Bagi Desa
Untuk meningkatkan derajat kesehatan keluarga di lingkup desa Glempang
3.    Bagi mahasiswa
Untuk mengimplementasikan asuhan kebidanan komunitas  yang telah di dapat di institusi pendidikan.
C.    METODE
Metode yang digunakan yaitu:
1.    Inspeksi
2.    Wawancara ( Tanya jawab )
3.    Observasi
D.    LANGKAH KERJA
Langkah yang digunakan untuk  :
2.    Pengakajian masalah
3.    Analisa masalah
4.    Pemberian penyuluhan atau pembinaan KK intensif
5.    Evaluasi












BAB II
TINJAUAN PUSTAKA


A.    BATASAN KELUARGA
Keluarga adalah dua atau lebih individu yang hidup dalam satu rumah tangga karena adanya hubungan darah, perkawinan atau adopsi. Mereka saling berinteraksi satu dengan yang lainnya, mempunyai peran masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu budaya (Setyowati, 2007).
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga serta beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di satu atap dalam keadaan saling ketergantungan. (Sudiharto, 2007)
Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan, atau pengangkatan dan mereka hidup dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain, dan didalam perannya masing – masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu kebudayaan.
Dari beberapa pengertian tentang keluarga maka dapat disimpulkan bahwa karakteristik keluarga adalah :
1.      Terdiri dari dua atau lebih individu yang diikat oleh hubungan darah, perkawinan atau adopsi.
2.      Anggota keluarga biasanya hidup berssama atau jika berpisah mereka tetap memperhatikan satu sama lain.
3.      Anggota keluarga berinteraksi satu sama lain dan masing-masing mempunyai peran sosial : suami, istri, anak, kakak, adik.
4.      Mempunyai tujuan : menciptakan dan mempertahankan budaya, meningkatkan perkembangan fisik, psikologis dan sosial anggota.
a.      Struktur Keluarga
Menurut Johan R dan Leny R (2010) dalam bukunya Keperawatan Keluarga menyatakan struktur keluarga yang ada di Indonesia, yaitu :
1.      Patrilineal : keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur ayah.
2.      Matrilineal : keluarga sedarah terdiri dari sanak saudara beberapa generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu.
3.      Matrilokal : sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah ibu.
4.      Patrilokal : seseorang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami.
5.      Keluarga kawinan : hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga, dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya hubungan dengan suami istri.
b.      Fungsi Keluarga
Fungsi keluarga menurut Friedmen (2010) sebagai berikut :
1.      Fungsi afektif
Yaitu fungsi keluarga yang utama adalah untuk mengajarkan segala sesuatu untuk mempersiapkan anggota keluarganya dalam berhubungan dengan orang lain.
2.      Fungsi sosialisasi
Adalah fungsi mengembangkan dan sebagai tempat melatih anak untuk berkehidupan social sebelum meninggalkan rumah untuk berhubungan dengan orang lain di luar rumah.
3.      Fungsi reproduksi
Adalah fungsi untuk mempertahankan generasi dan menjaga kelangsungan keluarga.
4.      Fungsi ekonomi.
Adalah fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga secara ekonomi dan tempat untuk mengembangkan kemampuan individu dalam meningkatkan penghasilan dalam rangka memenuhi kebutuhan keluarga.
5.      Fungsi pemeliharaan kesehatan
Yaitu fungsi untuk mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga agar tetap memiliki produktivitas yang tinggi.
c.       Tipe keluarga
Menurut Sudiharto (2007), beberapa bentuk keluarga adalah sebagai berikut:
1.      Keluarga Inti ( nuclear family ), adalah keluarga yang dibentuk karena ikatan perkawinan yang direncanakan yang terdiri dari suami, istri, dan anak- anak baik karena kelahiran (natural) maupun adopsi.
2.      Keluarga asal (family of origin), merupakan suatu unit keluarga tempat asal seseorang dilahirkan.
3.      Keluarga Besar ( extended family ), keluarga inti ditambah keluarga yang lain (karena hubungan darah), misalnya kakek, nenek, bibi, paman, sepupu termasuk keluarga modern, seperti orang tua tunggal, keluarga tanpa anak, serta keluarga pasangan sejenis (guy/lesbian families).
4.      Keluarga Berantai, keluarga yang terbentuk karena perceraiandan/atau kematian pasangan yang dicintai dari wanita dan pria yang menika
5.      Keluarga duda atau janda ( single family ), keluarga yang terjadi karena perceraian dan/atau kematian pasangan yang dicintai.
6.      Keluarga komposit ( composite family), keluarga dari perkawinan poligami dan hidup bersama.
7.      Keluarga kohabitasis ( Cohabitation ), dua orang menjadi satu keluarga tanpa pernikahan, bisa memiliki anak atau tidak. Di Indonesia bentuk keluarga ini tidak lazim dan bertebtangan budaya timur. Namun, lambat laun, keluarga kohabitasi ini mulai dapat diterima.
8.      Keluarga inses (incest family), seiring dengan masuknya nilai-nilai global dan pengaruh informasi yang sangat dahsyat, dijumpai bentuk keluarga yang tidak lazim, misalnya anak perempuan menikah dengan ayah kandungnya, ibu menikah dengan anak kandung laki-laki, paman menikah dengan keponakannya, kakak menikah dengan adik dari satu ayah dan satu ibu, dan ayah menikah dengan anak perempuan tirinya. Walaupun tidak lazim dan melanggar nilai-nilai budaya, jumlah keluarga inses semakin hari semakin besar. Halini dapat kita cermati melalui pemberitaan dari berbagai media cetak dan elektronik.
9.      Keluarga tradisional dan nontradisional, dibedakan berdasarkan ikatan perkawinan. Keluarga tradisional diikat oleh perkawinan, sedangkan keluarga nontradisional tidak diikat oleh perkawinan. Contoh keluarga tradisional adalah ayah-ibu dan anak hasil dari perkawinan atau adopsi. Contoh keluarga nontradisional adalah sekelompok orang tinggal di sebuah asrama
c.       Tugas keluarga di bidang kesehatan
Menurut Friedman (2010) sesuai dengan Fungsi Pemeliharaan Kesehatan, keluarga mempunyai Tugas-tugas dalam bidang kesehatan yang perlu dipahami dan dilakukan, yaitu :
1.      Mengenal masalah kesehatan setiap anggota keluarganya.
2.      Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat bagi keluarga.
3.      Memberikan perawatan bagi anggotanya yang sakit atau yang tidak mampu membantu dirinya sendiri karena kecacatan atau usianya yang terlalu muda.
4.      Mempertahankan suasana dirumah yang menguntungkan kesehatan dan perkembangan kepribadian anggota keluarga.
5.      Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dan lembaga kesehatan dengan memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan yang ada.
B.     MANAJEMEN / ASUHAN KEBIDANAN PADA KELUARGA
Menurut Varney(1997) :
1.      Pengertian Manajemen Kebidaanan 
Manajemen kebidanan adalah suatu metode pendekatan pemecahan masalah dalam pemberian pelayanan asuhan kebidanan, atau merupakan proses pemecahan masalah yang digunakan oleh bidan serta merupakan metode yang terorganisasi melalui tindakan yang logikal dalam memberi pelayanan.
2.      Tahapan Manajemen Kebidanan 
a.       Pengumpulan data dasar
Pengumpulan dan analisa data dasar (pengkajian) merupakan langkah awal dari manajemen kebidanan. Pengumpulan data dasar utuk menilai kondisi klien. Yang termasuk data dasar : riwayat kesehatan klien, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan atas indikasi tertentu, catatan riwayat kesehatan yang lalu dan sekarang serta hasil pemeriksaan laboratorium.
Semua data harus memberikan informasi yang saling berhubungan (relevan) dan menggambarkan kondisi klien yang sebenarnya, data-data yang perlu dikumpulkan dalam kasus abortus inkomplit adalah amenore, sakit perut, perdarahan yang bisa sedikit atau banyak, dan biasanya berupa stolsel (darah beku), sudah ada keluar fetus atau jaringan, pada abortus yang sudah lama terjadi atau pada abortus provokatus yang dilakukan oleh orang yang tidak ahli sering terjadi infeksi. Pada pemeriksaan dalam (VT) untuk abortus yang baru terjadi didapati serviks terbuka, kadang-kadang dapat diraba sisa-sisa jaringan dalam kanalis servikalis atau cavum uteri, serta yang berukuran lebih dari biasanya.
b.      Interpretasi Data
Menginterpretasikan data secara fisik kedalam rumusan dignosa dan masalah kebidanan. Kata masalah dan diagnosa digunakan kedua-duanya dan mempunyai pengertian yang berbeda-beda. Masalah tidak dapat didefinisikan sebagai diagnosa, tetapi memerlukan suatu pengembangan rencana  keperawatan secara menyeluruh pada klien. Masalah lebih sering berhubungan dengan bagaimana klien menguraikan keadaan yang dirasakan, sedangkan diagnosa lebih sering didefinisikan oleh bidan yang difokuskan pada apa yang dialami oleh klien.
c.       Identifikasi diagnosa/masalah potensial
Dari kumpulan masalah dan diagnosa, identifikasi faktor-faktor potensial yang memerlukan antisipasi segera, tindakan pencegahan jika memungkinkan atau waspada sambil menunggu mempersiapkan pelayanan segala sesuatu yang mungkin terjadi.
d.      Kolaborasi (emergency dan konsultasi).
Proses manajemen kebidanan dilakukan secara terus menerus selama klien dalam perawatan bidan. Proses terus menerus ini menghasilkan data baru segera dinilai. Beberapa data menunjukkan adanya suatu situasi yang menutut tindakan segera selagi menunggu instruksi dari dokter seperti prolapsus tali pusat. Situasi lain yang bukan merupakan keadaan darurat tetapi boleh memerlikan konsultasi dokter atau manajemen kolaborasi.
e.       Perencanaan asuhan kebidanan
Dikembangkan berdasarkan intervensi saat sekarang dan antisipasi diagnosa  dan problem serta meliputi data-data tambahan setelah data dasar. Rencana tindakan komprehensif bukan hanya meliputi kondisi klien serta hubungannya degan masalah yang dialami klien, akan tetapi meliputi antisipasi dengan bimbingan terhadap klien serta konseling, bila perlu mengenai ekonomi, agama, budaya, atapun masalah psikologis. Rencana tindakan harus disetujui klien. Oleh sebab itu harus didiskusikan dengan klien, semua tindakan yang diambil berdasarkan rasional yang relevan dan diakui kebenarannya serta situasi dan kondisi tindakan harus dianalisa secara teoritis.
f.       Pelaksanaan asuhan kebidanan
Melaksanakan rencana tindakan secara efisien dan menjamin rasa aman klien. Implementasi dapat dikerjakan seluruhnya oleh bidan ataupun bekerjasama dengan tim kesehatan lain. Jika seorang bidan tidak melakukan tindakan sendiri, maka ia menerima tanggung jawab mengurus pelaksanaannya. Dalam situasi dimana bidan melakukan tindakan kolaborasi dengan seorang dokter, dan masih tetap terlibat didalam penatalaksanaan perawatan secara menyeluruh bagi klien.
g.      Evaluasi hasil tindakan asuhan kebidanan
Mengetahui sejauh mana tingkat keberhasilan asuhan yang diberikan kepada klien. Pada tahap evaluasi ini bidan harus melakukan pengamatan dan observasi terhadap masalah yang dihadapi oleh klien, apakah masalah diatasi seluruhnya, sebagian telah dipecahkan atau mungkin timbul masalah baru.

C.       KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA
Kesehatan reproduksi menurut WHO adalah suatu keadaan fisik, mental dan sosial yang utuh, bukan hanya bebas dari penyakit atau kecacatan dalam segala aspek yang berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi serta prosesnya. Atau Suatu keadaan dimana manusia dapat menikmati kehidupan seksualnya serta mampu menjalankan fungsi dan proses reproduksinya secara sehat dan aman. Pengertian lain kesehatan reproduksi dalam Konferensi International Kependudukan dan Pembangunan, yaitu kesehatan reproduksi adalah keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial yang utuh dalam segala hal yang berkaitan dengan fungsi, peran & sistem reproduksi. Kesehatan reproduksi remaja adalah suatu kondisi sehat yang menyangkut sistem, fungsi dan proses reproduksi yang dimiliki oleh remaja.Pengertian sehat disini tidak semata-mata berarti bebas penyakit atau bebas dari kecacatan namun jugasehat secara mental serta sosial kultural.
1.      Perkembangan Fisik pada Remaja 
Pada masa remaja seseorang mengalami pertumbuhan fisik yang lebih cepat dibandingkan dengan masa sebelumnya. Ini nampak pada organ seksualnya, dimana biologik sampai pada kesiapan untuk melanjutkan keturunan. Ciri  sekunder individu dewasa adalah pada pria tampak tumbuh kumis, jenggot dan rembut sekitar alat kelamin dan ketiak. Rambut yang tumbuh relatif lebih kasar. Suara menjadi lebih besar, dada melebar dan berbentuk segitiga, serta kulit relatif lebih kasar. Dan pada wanita tampak rambut mulai tumbuh di sekitar alat kelamin dan ketiak, payudara dan panggul mulai membesar, dan kulit relatif lebih halus.
Sedangkan organ kelamin juga mengalami perubahan ke arah pematangan yaitu:
1)      Pada pria, sejak usia ini testis akan menghasilkan sperma yang tersimpan dalam skrotum. Kelenjar prostat menghasilkan cairan semen, dan penis dapat digunakan untuk bersenggama dalam perkawinan. Seorang pria dapat menghasilkan puluhan sampai jutaan sperma sekali ejakulasi dan mengalami mimpi basah, dimana sperma keluar dengan sendirinya secara alamiah.
2)      Pada wanita, kedua indung telur (ovarium) akan menghasilkan sel telur (ovum). Hormon kelamin wanita mempersiapkan uterus (rahim) untuk menerima hasil konsepsi bila ovum dibuahi oleh sperma, juga mempersiapkan vagina sebagai penerima penis saat senggama. Sejak saat ini wanita akan mengalami ovulasi dan menstruasi. Pada masa menjelang menstruasi pertama (menarch) remaja putri sangatlah sensitif. Mereka juga seringkali mengalami masa prementruasi syndrome (PMS) yang sangat berat.
Ovulasi adalah proses keluarnya ovum dari ovarium dan jika tidak dibuahi, maka ovum akan mati dan terjadilah menstruasi. Menstruasi adalah peristiwa alamiah keluarnya darah dari vagina yang berasal dari uterus akibat lepasnya endometrium sebagai akibat dari ovum yang tidak dibuahi (Fauzi., 2008).
2.      Masalah Kesehatan Reproduksi
1)      Remaja Hamil yang Tidak Dikehendaki (Unwanted Pregnancy)
Kehamilan yang tidak dikehendaki (Unwanted pregnancy) merupakan salah satu akibat dari kurangnya pengetahuan remaja mengenai perilaku seksual remaja. Faktor lain penyebab semakin banyaknya terjadi kasus kehamilan yang tidak dikehendaki (unwanted pregnancy) yaitu anggapan-anggapan remaja yang keliru seperti kehamilan tidak akan terjadi apabila melakukan hubungan seks baru pertama kali, atau pada hubungan seks yang jarang dilakukan, atau hubungan seks dilakukan oleh perempuan masih muda usianya, atau bila hubungan seks dilakukan sebelum atau sesudah menstruasi, atau hubungan seks dilakukan dengan menggunakan teknik coitus interuptus (senggama terputus)
Hamil dan melahirkan dalam usia remaja merupakan salah satu faktor resiko kehamilan yang tidak jarang membawa kematian ibu. Dari sudut kesehatan obstetri, hamil pada usia remaja dapat mengakibatkan resiko komplikasi pada ibu dan bayi antara lain yaitu terjadi perdarahan pada trimester pertama dan ketiga, anemia, preeklamsia, eklamsia, abortus, partus prematurus, kematian perinatal, berat bayi lahir rendah (BBLR) dan tindakan operatif obstetric (Notoadmodjo, 2007)..
2)      Aborsi
Aborsi (pengguguran) berbeda dengan keguguran. Aborsi atau pengguguran kandungan adalah terminasi (penghentian) kehamilan yang disengaja (abortus provokatus). Abortus provocatus yaitu kehamilan yang diprovokasi dengan berbagai macam cara sehingga terjadi pengguguran. Sedangkan keguguran adalah kehamilan berhenti karena faktor-faktor alamiah (abortus spontaneus) (Hawari, 2006).
Menurut Hawari (2006), aborsi yang disengaja (abortus provocatus) ada dua macam yaitu pertama, abortus provocatus medicalis yakni penghentian kehamilan (terminasi) yang disengaja karena alasan medik. Praktek ini dapat dipertimbangkan, dapat dipertanggungjawabkan dan dibenarkan oleh hukum. Kedua, abortus provocatus criminalis, yaitu penghentian kehamilan (terminasi) atau pengguguran yang melanggar kode etik kedokteran, melanggar hukum agama, haram menurut syariat Islam dan melanggar Undang-Undang (kriminal).
3)      Penyakit Menular Seksual (PMS)
        Menurut Notoatmodjo (2007), penyakit menular seksual merupakan suatu penyakit yang mengganggu kesehatan reproduksi yang muncul akibat dari prilaku seksual yang tidak aman.
        PMS adalah golongan penyakit yang terbesar jumlahnya ,Remaja sering kali melakukan hubungan seks yang tidak aman, adanya kebiasaan bergani-ganti pasangan dan melakukan anal seks menyebabkan remaja semakin rentan untuk tertular Penyakit Menular Seksual (PMS), seperti Sifilis, Gonore, Herpes, Klamidia. Cara melakukan hubungan kelamin pada remaja tidak hanya sebatas pada genital-genital saja bisa juga orogenital menyebabkan penyakit kelamin tidak saja terbatas pada daerah genital, tetapi juga pada daerah-daerah ekstra genital (Notoatmodjo, 2007).
3.      Penanganan yang Dilakukan Untuk Mencegah Masalah Kesehatan Reproduksi Remaja
Penanganan yang dilakukan untuk mencegah masalah kesehatan reproduksi remaja adalah melalui empat pendekatan yaitu institusi keluarga, kelompok sebaya (peer group), institusi sekolah dan tempat kerja. Institusi keluarga disini diharapkan orang tua harus mampu menyampaikan informasi tentang kesehatan reproduksi dan sekaligus memberikan bimbingan sikap dan prilaku kepada remaja.
Peer group diharapkan mampu tumbuh menjadi peer educator yang diharapkan dapat membahas dan menangani permasalahan kesehatan reproduksi remaja. Institusi sekolah dan tempat kerja merupakan jalur yang sangat potensial untuk melatih peer group ini, karena institusi sekolah dan tempat kerja ini sangat mempengaruhi kehidupan dan pergaulan remaja (Notoatmodjo, 2007).
D.    MENOPAUSE
Menopause dikenal sebagai masa berakhirnya menstruasi atau haid, dan sering dianggap menjadi momok dalam kehidupan wanita. Sebagian besar wanita mulai mengalami gejala menopause pada usai 40-an dan puncaknya  tercapai pada usia 50 tahun. Kebanyakan mengalami gejala kurang dari 5 tahun dan sekitar 25% lebih dari 5 tahun. Namun bila diambil rata-ratanya, umumnya seorang wanita akan mengalami menopause sekitar usia 45-50 tahun (Rostiana 2009). 
Akibat perubahan dari haid menjadi tidak haid lagi, otomatis terjadi perubahan organ reproduksi wanita. Perubahan fungsi indung telur akan  memengaruhi hormon dalam yang kemudian memberikan pengaruh pada organ tubuh wanita pada umumnya.  Tidak heran apabila kemudian muncul berbagai keluhan fisik, baik yang berhubungan dengan  organ reproduksinya maupun organ tubuh pada umumnya. Tidak hanya itu, perubahan ini seringkali memengaruhi keadaan psikis seorang wanita (Rostiana 2009).
Kurun waktu 4-5 tahun sebelum menopause disebut pramenopause, sedangkan kurun waktu 3-5 tahun setelah menopause disebut sebagai masa pascamenopause. Masa pramenopause, menopause dan pascamenopause dikenal sebagai masa klimakterium sedangkan keluhan-keluhan yang terjadi pada masa tersebut disebut sebagai sindroma klimakterik (Camellia 2008).
1.      Tanda gejala menopause
Rostiana (2009) mengatakan perubahan hormonal pada tubuh tersebut berakibat munculnya gejala-gejala seperti nyeri sendi & sakit pada punggung, pengeringan pada vagina (sehingga sakit saat melakukan hubungan seksual), sulit menahan kencing, gangguan mood & emosi tinggi sehingga menimbulkan stres, selain itu penurunan kadar estrogen juga mengakibatkan kecenderungan peningkatan tekanan darah, pertambahan berat badan & peningkatan kadar kolesterol. Pada jangka panjang keluhan akibat menurunnya kadar estrogen ini dapat menyebabkan osteoporosis, penyakit jantung koroner, dementia tipe Alzheimer, stroke, kanker usus besar, gigi rontok & katarak.
Adapun gejala lain yang terjadi selama menopause yaitu :
1)      Ketidakteraturan siklus haid
2)      Gejolak rasa panas
3)      Perubahan kulit
4)      Keringat dimalam hari
5)      Sulit tidur
6)      Perubahan pada mulut
7)      Kerapuhan tulang
8)      Penyakit
2.      Cara mengatasi menopause
Camellia (2008) mengatakan berbagai keluhan fisik pada wanita yang mengalami menopause, dapat diatasi dengan pemberian obat yang bersifat mengganti hormon estrogen. Pemberian obat ini digunakan untuk memulihkan sel-sel yang
Mengurangi porsi makanan pada lansia perlu dilakukan, karena kebutuhan energi pada lansia turun sangat derastis. Hal tersebut dilakukan agar tidak mempengaruhi stamina dan kesehatan lansia. Pengurangan porsi makanan dilakukan secara bertahap dan mulai menyediakan makanan yang lunak agar mudah dicerna oleh lambung. Zat lain yang juga sangat penting bagi lansia adalah omega 3. Zat yang sangat berguna untuk tubuh ini bisa didapatkan dari ikan laut, sayur, buah dan minyak ikan. Bertujuan untuk mencegah terjadinya gejala stroke pada lansia
Berolah raga secara teratur: Olah raga selain membantu mengurangi datangnya gejala awal menopause, dapat pula meningkatkan kekuatan tulang. Mulailah dengan olah raga seperti jalan kaki, jogging, meditasi dan yoga.
Makanlah makanan yang rendah lemak. Banyak makan sayuran, buah, biji-bijian. Vitamin, mineral dan serat dalam makanan itu akan membantu pencernaan dan metabolisme tubuh.Berpikirlah bahwa menopause itu sesuatu yang wajar,Komunikasikan masalah dengan suami, berbagai perubahan maupun gangguan fisik-psikis-sosial yang dirasakan perlu diketahui suami.
Mengurangi konsumsi kopi, teh, minuman soda, dan alcohol;Minuman ini banyak mengandung kafein yang dapat memperlambat penyerapan kalsium.Menghindari rokok;Merokok dapat menyebabkan terjadinya menopause lebih awal dan memudahkan kita terkena osteoporosis.Terlibat dalam aktivitas-aktivitas keagamaan-sosial.
B.     BAHAYA MEROKOK
Organisasi kesehatan dunia, WHO, “ mencatat bahwa pada tahun 2008 di Indonesia terdapat 68 juta perokok aktif dengan konsumsi 225 miliar batang per tahun. Dan diperkirakan sekarang ini ada sekitar 70 juta perokok aktif di Indonesia yang mengkonsumsi 250 miliar batng rokok pper tahun”. Kenyataan ini sangatlah memprihatinkan. Ternyata banyak sekali para perokok aktif yang ada di Indonesia. Dengan keadaan yang seperti ini juga tidak terlepas dari dampak tersebut. Upaya pemerintah untuk menanggulangi konsumsi rokok setiap tahunnya sangat berarti. Namun sepertinya pemerintah kurang tanggap terhadap masalah ini. Mungkin karena rokok merupakan salah satu sumber pendapatan negara yang terbesar.
1.         Definisi Rokok
Rokok di buat dari lintingan kertas yang berisi daun tembakau yang di keringkan dan dicacah. Rokok mengandung kurang kebih 200 unsur yang berbahaya bagi kesehatan. Racun utama pada rokok adalah tar,nikotin dan karbon monoksida (CO). Rokok merupakan pintu gerbang untuk melakukan Penyalahgunaan narkoba
2.    Jenis-jenis Perokok
a.    Perokok Aktif adalah orang yang menghisap rokok dan menghisap asap hasil pembakaran rokok tersebut yang dikeluarkan dari ujung rokok yang di hisap si perokok dan di sebut utama.
b.    Perokok Pasif adalah orang yang berada di sekitar perokok aktif yang turut menghisap asap rokok.
Dalam jangka waktu tertentu penggunaan rokok dapat menyebabkan berbagai penyakit/ kelainan pada berbagai organ tubuh seperti;
a.         Paru dan saluran pencernaan ( Kanker paru dll )
b.         Kanker.
c.         Resiko sistem kardio vaskuler
d.        SIstem syaraf pusat
e.         Sistem Pencernaan
f.          Organ reproduksi wanita(mempercepat terjadinya menopose)
g.         Bagi ibu hamil dapat menyebabkan BBLR, gangguan tumbang, kelainan bawaan, dan abortus.
h.         Memiliki dampak sosial yang berakibat merusak masa depan
3.      Keuntungan berhenti merokok
Keuntungan berhenti merokok yang dapat segera di rasakan.
a.         6 jam setelah berhenti, denyut nadi dan tekanan darah kembali normal
b.         Karbonmonoksida meningkatkan sistem peredaran darah dan pernafasan
c.         1 hari,tekanan darah lebih rendah dan kegiatan jantung lebih kuat
d.        1 hari menurunkan resiko serangan jantung
e.         5-15 th, resiko stroke menurun sampai setengah di banding perokok aktif
f.          15 th, resiko serangan jantung menurun sampai tingkat bukan perokok jika berhenti sebelum timbul penyakit
g.         10 th, resiko kanker paru menurun sampai setengah di banding perokok aktif.
4.      Dampak rokok
a.         14x menderita kanker paru-paru, mulut, dan tenggorokan
b.        4x menderita kanker esophagus
c.         2x kanker kandung kemih
d.        2x serangan jantung
e.         Rokok juga meningkatkan resiko kefatalan bagi penderita pneumonia dan gagal jantung, serta tekanan darah tinggi.
C.    KESEHATAN LINGKUNGAN DAN RUMAH SEHAT
Pembangunan sarana sanitasi dasar bagi masyarakat yang berkaitan langsung dengan masalah kesehatan meliputi :
a)      Penyediaan dan pemanfaatan air bersih
b)      Anggota keluarga menggunakan air bersih untuk :
a.       Meminum
b.      Memasak
c.       Mencuci alat rumah tangga
d.      Berkumur
e.       mandi
c)      Jamban keluarga
Setiap anggota keluarga menggunakan jamban yang sehat, terawat dan bersih. Jamban dilengkapi septi tank, tersedia air bersih.
d)     Pembuangan sampah dan limbah
Anggota keluarga membuang sampah pada tempat sampah yang mempunyai tutup. Tidak ada sampah yang berserakan didalam rumah dan diluar rumah. Keluarga /rumah tangga mempunyai saluran  pembuangan air limbah yang memenuhi syarat. Tidak ada genangan air limbah
RUMAH SEHAT
Sedangkan  pembobotan terhadap kelompok komponen rumah, kelompok sarana sanitasi, dan kelompok  perilaku didasarkan pada teori Blum, yang diinterpetasikan terhadap Bobot komponen rumah (31%), Bobot sarana sanitasi (25%), Bobot Perilaku (44%). Kelompok Komponen Rumah yang dijadikan dasar penilaian rumah sehat menggunakan indikator komponen sebagai berikut :
1.      Langit-langit
2.      Dinding
3.      Lantai
4.      Jendela kamar tidur
Faktor risiko lingkungan pada bangunan rumah yang dapat mempengaruhi kejadian penyakit maupun kecelakaan, antara lain :
a.       Ventilasi
b.      Pencahayaan
c.       Kepadatan hunian
d.      Ruang tidur
e.       WC / jamban sehat
f.       Kelembaban ruang
g.      Kualitas udara ruang
h.      Binatang penular penyakit
i.        Ketersediaan air bersih
j.        Limbah rumah tangga
k.      Sampah
l.        Perilaku penghuni
Upaya pengendalian faktor risiko lingkungan perumahan perlu dilakukan untuk mencegah terjadinya beberapa penyakit seperti di atas, yaitu dengan membangun rumah yang memenuhi syarat-­syarat kesehatan. Secara umum persyaratan rumah sehat Depkes 2005 adalah sebagai berikut :
a.       Memenuhi kebutuhan fisiologis, antara lain pencahayaan, penghawaan, ruang gerak yang cukup dan terhindar dari gangguan kebisingan.
b.      Memenuhi kebutuhan psikologis, antara lain privacy yang cukup, komunikasi yang sehat antara anggota keluarga dalam rumah.
c.       Memenuhi persyaratan pencegahan penuran penyakit, antara lain penyediaan air bersih, pengelolaan tinja dan limbah rumah tangga, bebas vektor penyakit, terlindungnya makanan dan minuman dari pencemaran.
d.      Memenuhi persyaratan pencegahan terjadinya kecelakaan, antara lain persyaratan garis sepadan jalan, konstruksi yang kuat, tidak mudah terbakar, dan tidak cenderung menimbulkan kecelakaan bagi penghuninya.
1.      Alasan kesehatan
Rumah adalah pusat kesehatan keluarga karena :
a.       Rumah merupakan tempat dimana anggota keluarga berkumpul dan saling berhubungan
b.      Rumah bukan sekedar tempat istirahat,melainkan juga tempat mendapatkan kesenagan,kecintaan dan mendapatkan kebahagiaan.
2.      Syarat-syarat rumah sehat
a.         Tersedia air bersih
Tersedianya air untuk keperluan rumah tangga harus cukup,baik kualitas maupun kuantitasnya.
1)        Syarat kualitas
Persediaan air untuk keperluan rumah tangga diperkirakan sekitar 100 liter.
2)        Syarat kuantitas
Air rumah tangga harus memenuhi syarat yaitu :
a)    Syarat fisik yaitu air harus jernih,tidak berbau,tidak berasa,tidsk berwarna.
b)   Syarat kimiawi yaitu tidak mengandung racun.
c)    Syarat bakteriologi yaitu air tidak boleh mengandung kuman penyakit menular antara lain : typus abdominalis,cacing dll. Sebaiknya air dimasak sampai mendidih untuk memperoleh air bersih atau dengan dilakukan penyaringan ( filtrasi ).
b.      Adanya halaman rumah
Halaman depan rumah sebaiknya ditanami tanaman hias seperti mawar,anggrek dll. Sedangkan halaman samping dan belakang ditanami buah-buahan,tanaman sayuran dan tanaman berkhasiat obat dekat rumah,jangan tanaman yang berbahaya seperti pohon kelapa dan durian.halaman depan rumah harus dijaga agar tidak terdapat batu tajam,pecahan kaca dan paku.
c.       Memiliki tempat pembuangan sampah
1)   Tempat pembuangan sampah,tempat sampah sebaiknya tidak diletakan di dapur tetapi diluar rumah. Tempat sampah sebaiknya terbuat dari bahan yang tidak mudah rusak dan tertutup agar tidak menarik serangga,ditempatkan diluar rumah.
2)   Pembuangan sampah dapat dilakukan dengan cara
a)      Lend fill
Sampah dibuang di tempat sampah yangrendah, cara ini baik untuk sampah organik.
b)      Sanitari lend fill
Sampah dibuang pada tempat yang rendah kemudian ditutup dengan tanah setebal 60cm.
c)      individual incineratiol
Sampah dikumpulkan sendiri kemudian dibakar dengan hati-hati
d)     kog fidin
Sampah sisa sayuran,ampas tahu diberikan ke hewan.
3)        Menjamin tersedianya udara bersih
Tempat kerja,kamar tidur,ruang tamu dan ruang lain dirumah harus ada ventilasinya. Pabrik disekitar lingkungan sebaiknya tidak menimbulkan polusi udara.Mempunyai ruang tamu,ruang makan dan kamar tidur.
4)        Mempunyai dapur,yang memiliki jendela atau ventilasi dan harus dijaga kebersihannya.
5)        Kamar mandi sebaiknya diberi ventilasi,dibersihkan setiap hari dan dinding kakus dicat dengan warna terang. Pembuiatan septic tank sebaiknya dasarnya terbuat dari beton dan alas ditutup.
6)        Proses pembuangan kotoran manusia
a)      kotoran manusia : faces,urine & Co2
b)      faces merupakan sumber penyebaran penyakit multikompleks
7)        Pengolahan pembuangan kotoran manusia :
Untuk mengurangi kontaminasi kotoran manusia > dikelola dengan baik à jamban
Syarat jamban sehat adalah :
a)    Tidak mengotori tanah sekitarnya
b)   Tidak mengotori air permukaan sekitarnya
c)    Tidak terjangkau serangga
d)   Tidak menimbulkan bau
e)    Mudah digunakan dan dipelihara
f)    Sederhana desainnya
g)   Murah
h)   Dapat diterima oleh pemakainya
1.      Syarat-syarat jamban bersih dan sehat :
a)      Jamban tertutup à terhindar dari serangga dan jaga privacy
b)      Lantai jamban yang kuat à tempatberpijak
c)      Tempat amban tidak mengganggu pandangan dan tidak menimbulkan bau
d)     Tersedia alat pembersih à air dan tissue
Technologi sederhana pembuangan kotoran manusia adalah :
a)    Jamban cemplung, kakus ( ppit llatrine )
Tanpa rumah dan tanpa tutup
b)   Jamban cemplung berventilasi ( vip latrine)
Tertutup dan berentilasi pipa
c)    Jamban empang ( fihpond latrine)
Dibangun diatas empang terjadi daur ulang
d)   Jamban pupuk ( the compost privy )
Seperti jamban cemplung, dibuat berlapis antara kotoran manusia, kotoran binatang, dan sampah daun-daunan dikubur dengan tanah waktu 6 bulan.



BAB III
ASUHAN KEBIDANAN KELUARGA
DALAM KONTEKS KOMUNITI

A.          PENGKAJIAN
Hari/Tanggal: Kamis,06 Agustus 2015
I.       IDENTITAS KELUARGA
1.      Kepala Keluarga
a.       Nama                                    : Tn. N
b.      Umur                                    : 55 th
c.       Jenis Kelamin                       : Laki-laki
d.      Agama                      : Islam
e.       Pendidikan Terakhir : SD
f.       Pekerjaan Pokok      : Wiraswasta
g.      Pekerjaan tambahan : -
h.      Penghasilan perbulan           :± Rp. 1.500.000,00
i.        Suku / Bangsa          : Jawa / Indonesia
j.        Alamat                     : Jl. Raya Glempang Rt 03 Rw 03
k.      Tipe keluarga                        : Nuclear

2.      Anggota Keluarga (genogram dilampirkan, minimal 3 generasi)
No
Nama
Umur
Status
L/P
Agama
Hub Kelg
Pendidikan
Pekerjaan
Pindah
Ket
1
Ny. Umariah
52 th
Istri
P
Islam

SD
Wiraswasta
-
-
2
An. Elly Tumeko Bayu
29  th
Anak
P
Islam

SMP
Wiraswasta
-
-
3
An. Fia Rahma
12 th
 Anak
P
Islam

SMP
Belum Bekerja
-
-

II.    POLA/KEBIASAAN KELUARGA SEHARI-HARI
1.      Pola Makan
No
Pola konsumsi
1 kali
2 kali
3 kali
Tiap hari
Tidak teratur
Ket
a.   
Frekuensi makan per hari





b.  
Makan protein nabati  perminggu





c.   
Makan protein hewani per minggu





d.  
Berapa kali makan sayuran per minggu





e.   
Berapa kali minum susu per minggu





Kebiasaan makan non frekuensi
f.   
Jenis makanan pokok
Nasi
g.  
Kebiasaan minum


Air Putih
h.  
Pengelolaan makanan sesuai syarat kesehatan
Ya
i.    
Pakai garam yodium
Ya
j.    
Makanan pantangan dalam keluarga
Tidak ada
k.  
Cuci tangan sebelum dan sesudah makan
Ya
Kadang-kadang pakai sabun
l.    
Penyajian makanan
Hangat dan Dingin
m.                 
Penyimpanan makanan
Tertutup










2.      Pola Istirahat Dan Tidur
a.       Kebiasaan istirahat siang      : tergantung kemauan masing-masing individu
b.      Kebiasaan istirahat malam   : 6-8jam

3.      Pola Komunikasi Keluarga
a.       Pengambil keputusan dalam keluarga : Kepala keluarga
b.      Hubungan antar anggota keluarga :

Jenis
Harmonis
Kurang harmonis
Alasan
Suami istri
Harmonis
-
-
Orang tua-anak
Harmonis
-
-
Anak-anak
Harmonis
-
-
Keluarga-masyarakat
Harmonis
-
-

4.      Pola Hygiene Sanitasi
a.       Mandi                                  : 2 kali/hari, pakai sabun, di sumur
b.      Gosok gigi                           : 2 kali/hari, sikat pribadi
c.       Mencuci rambut                  : 3 kali/minggu
d.      Ganti pakaian luar               : 2 kali/hari
e.       Ganti pakaian dalam           : 2 kali/hari
f.       Pakai alas kaki                     : Tidak
g.      Kebiasaan merugikan          : ada, Suami (Tn. Naryuli) ,merokok

III. DATA SOSIAL EKONOMI BUDAYA DAN SPIRITUAL
1.      Penghasilan
a.       Anggota keluarga yang bekerja
1)      Ayah, Jenis pekerjaan    : Wiraswasta
2)      Ibu, Jenis pekerjaan        : Wiraswasta
3)      Anak, Jenis pekerjaan    : Wiraswasta dan belum bkerja
b.      Penghasilan keluarga/bulan  : ± Rp. 1.500.000,-
c.       Pengeluaran/pemanfaatan dana keluarga
1)      Kebutuhan pokok          : 60 %
2)      Biaya pendidikan                       : 15 % 
3)      Kesehatan                      : 10 %             
4)      Pakaian                           : 5 %               
5)      Rekreasi                                     : Tidak ada                 
6)      Perbaikan rumah                        : Tidak ada     
7)      Tabungan                       : 5 %   
8)      Biaya tak terduga                       : 5 %   
d.      Penggunaan dana                 : Pas-pasan
e.       Pengelolaan dan penentu keuangan keluarga oleh : Istri

2.      Kegiatan Sosial Kemasyarakatan
a.       Kedudukan kepala keluarga (KK) dalam kemasyarakatan  :Warga Masyarakat
b.      Partisipasi keluarga dalam kegiatan kemasyarakatan : Aktif
3.      Hiburan Keluarga
a.       Sarana hiburan keluarga                   : TV 
b.      Frekuensi rekreasi                            : 1x setahun
c.       Pemanfaatan waktu senggang         : Istirahat,  menonton TV
d.      Suasana waktu senggang                 : Gembira
e.       Kesempatan berkumpul (bercengkrama) seluruh anggota keluarga : Setiap hari

4.      Data Spiritual Keluarga
No
Nama
Kegiatan menjalankan ibadah
Tempat
Ket
1
Tn. Naryuli
Sholat 5 waktu, sholat jum’at
Di mushola & Di rumah

2
Ny. Umariah
 Sholat 5 waktu
 Di rumah

3
An. Elly Tumeko Bayu
Sholat 5 waktu
Di rumah

4
An. Fia Rahma
Sholat 5 waktu
Dirumah


5.      Tingkah Laku Anggota Keluarga Yang Menonjol
a.       Agresif                                 : tidak ada
b.      Suka melamun                      : tidak ada
c.       Suka menyendiri                  : tidak ada
d.      Menangis tanpa sebab          : tidak ada
e.       Mencuri                                : tidak ada

IV. DATA KELUARGA TENTANG MASALAH KESEHATAN
1.      Pengetahuan Tentang Penyakit
a.       Pengetahuan tentang penyakit menular (HIV/AIDS, HEPATITIS, TBC, DLL)
1)      Penyebab penyakit         : Kuman
2)      Cara penularan HIV       : Hubungan seks
3)      Cara penularan TBC      : Percikan ludah
4)      Bahaya penyakit            : Sangat menular
5)      Perawatan HIV              : Pengobatan tuntas
6)      Perawatan TBC              : Pengobatan tuntas
7)      Pencegahan AIDS         : Tidak seks bebas
8)      Pencegahan TBC           : Tutup mulut saat bersin
b.      Pengetahuan tentang penyakit kronis/ penyakit tidak menular/penyakit menurun : Tidak
c.       Kematian anggota keluarga satu tahun terakhir : Tidak ada

2.      Tanggapan Keluarga Terhadap Pelayanan Kesehatan
a.       Jenis pelayanan kesehatan yang paling membantu keluarga dalam mengatasi masalah kesehatan : Puskesmas
b.      Bentuk pelayanan yang diperlukan keluarga dalam membantu mengatasi masalah kesehatan       : biaya, pelayanan bermutu
c.       Tanggapan keluarga terhadap petugas kesehatan    : baik
d.      Pilihan tempat minta bantuan          : nakes & diobati sendiri
3.      Persepsi Dan Tindakan Keluarga Terhadap Masalah Kesehatan
a.       Sakit adalah keadaan tidak nyaman di badan
b.      Tanggapan keluarga terhadap masalah : Segera di tangani
c.       Apa yang harus dilakukan keluarga terhadap masalah yang dihadapi : konsultasi dan berobat
d.      Kemana keluarga meminta bantuan dalam masalah kesehatan : Tenaga kesehatan
e.       Apa yang menjadi bahan pertimbangan keluarga dalam menyelesaikan masalah kesehatan : Biaya
f.       Tindakan keluarga untuk menyelesaikan masalah : Musyawarah

4.      Kebutuhan Keluarga Terhadap Informasi/Penyuluhan Kesehatan
a.       Apakah keluarga merasa perlu informasi kesehatan : perlu
Alasan untuk menambah pengetahuan tentang kesehatan
b.      Waktu yang tepat untuk penyuluhan : Sore hari
c.       Tempat yang diinginkan : di rumah pak Rt

5.      Peran Serta Keluarga Dalam Kesehatan
a.       Apakah keluarga menjadi salah peserta system asuransi kesehatan (Dana sehat, Askes, JPKM dll) : tidak
b.      Pengetahuan keluarga tentang dana sehat atau JPKM
1)      Syarat-syarat dana sehat/JPKM             : tidak
2)      Pengertian dana sehat/JPKM                 : tidak
3)      Manfaat dana sehat/JPKM                    : tahu (meringankan biaya kesehatan)
c.       Usaha Pemeliharaan Kesehatan Mandiri     : Kotak obat

V.    DATA KESEHATAN  KELUARGA
1.      Riwayat Kesehatan Keluarga Sekarang
No
Nama
Kead Kesh skrg
kesan fisik (BB/TB)
Keadaan penyakit sekarang
Penyakit
Berapa lama
Tindakan dan perawatan
perkembangan
Kemungkinan penyebab
1
Tidak ada anggota keluarga yang sakit
-
-
-
-
-
-
-

2.      Riwayat kesehatan keluarga yang lalu
No
Nama
Penyakit yang pernah diderita (fisik/jiwa)
Penyakit keturunan
Jenis
Kapan
Lamanya sakit
Tindakan dan perawatan
Kemungkinan penyebab
Akhir penyakit
1.                   
An. Elly
typus
± 3 th lalu
15 hari
Di rawat di rumah sakit
Makanan
membaik
-

3.      Ringkasan Riwayat KIA/KB
No
Persalinan
KB
Anak
Peny Gizi
Penolong
Kelainan
Jenis
Mulai
lepas
Status imunisasi
Status gizi
Penyakit
Anemi
Gondok
< Vit A
1.                  2
Dukun
-
Pil
Setelah 40 hari
Lupa
lengkap
baik
-
-
-
-
2.                   
Dukun
-
Pil
Setelah 40 hari
Lupa
Lengkap
Baik




3.                   
Bidan
-
Pil
Setelah 40 hari
Lupa
Lengkap
Baik




4.                   
bidan
-
Pil
Setelah 40 hari
Setelah tidak mens
lengkap
Baik





VI. PERILAKU HIDUP BERSIH SEHAT (PHBS) KELUARGA
NO
VARIABEL / INDIKATOR
SCORE
Th. 2015
KIA DAN GIZI
1
Persalinan ditolong oleh Tenaga Kesehatan
1
2
Memeriksa kehamilan minimal 4 kali
1
3
Memberikan ASI Eksklusif pada bayi
0
4
Menimbang balita minimal 8 kali setahun
1
5
Anggota rumah tangga makan dengan menu gizi seimbang
1
KESEHATAN LINGKUNGAN
6
Anggota rumah tangga menggunakan air bersih
1
7
Anggota rumah tangga menggunakan jamban yang sehat
1
8
Anggota rumah tangga membuang sampah pada tempatnya
0
9
Menggunakan lantai rumah kedap air
1
GAYA HIDUP
10
Anggota rumah tangga melakukan aktifitas fisik / olah raga
1
11
Anggota rumah tangga tidak ada yang merokok
0
12
Anggota rumah tangga mencuci tangan dengan sabun
1
13
Anggota  rumah tangga menggosok gigi min 2 kali sehari
1
14
Anggota rumah tangga tidak menyalahgunakan Miras/Narkoba
1
UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT
15
Anggota rumah tangga menjadi peserta JPK / Dana sehat
0
16
Anggota rumah tangga melakukan PSN minimal seminggu sekali
1
JUMLAH NILAI
12
STRATA/WARNA
Hijau

Keterangan    : Jawaban Ya dinilai 1 (satu), dan jawaban Tidak dinilai 0 (nol)
KLASIFIKASI/STRATA RUMAH TANGGA :
1.      Strata Sehat Pratama (Warna Merah)        : Jika jumlah nilai jawaban Ya antara 0 s/d 5
2.      Strata Sehat Madya (Warna Kuning)         : Jika jumlah nilai jawaban Ya antara 6 s/d 10
3.      Strata Sehat Utama (Warna Hijau) : Jika jumlah nilai jawaban Ya antara 11 s/d 15
4.      Strata Sehat Paripurna (Warna Biru)        : Jika jumlah nilai jawaban Ya = 16

VII.        DATA KESEHATAN INDIVIDU
1.      Kesehatan Anak (bila ada bayi/balita)
a.      Riwayat Kesehatan
No
Nama
Umur
Berat lahir
BB, TB. LILA skrg
Motorik kasar
Motorik halus
Personal sosial
Bahasa
Masalah











b.      Status Imunisasi, Vit A
NO
IMUNISASI (umur pemberian imunisasi dalam bulan)
VIT A
KMS (pny/tdk)
Ket
BCG
DPT
POLIO
HB
CAMPAK
Ya/tdk
Brp byk
1
2
3
1
2
3
4
1
2
3


















c.       Pola Makan
No
ASI


Makanan tambahan
Mak pantangan
Nafsu makan
Status gizi
Masalah
Penanganan
Yang menangani
Jenis
frek












d.      Data Penyakit Anak
No
Peny yang pernah diderita
Kapan
Penanggulangan
Peny yang sekarang diderita
Sejak kapan
Tanggapan kelg thd peny tsb (bhy/tdk, peduli/abaikan)
Penanganan yang sdh dilkakukan
Penget kelg ttg peny tsb
keterangan





















e.       Pengetahuan Keluarga Tentang Perawatan Dan Penyakit Anak 
TUMBANG
ISPA
DIARE
Tumbang anak skrg
Cara stimulasi
Sumber informasi
pencegahan
Tindakan bila anak ISPA
Sumber informasi
pencegahan
Tindakan bila anak diare
Cairan yg diberikan
Sumber informasi
Normal
tahu
Media cetak
makanan bergizi

Obat batuk
Media cetak
Tingkatkan pemberian ASI
minum lebih banyak dari biasanya
Oralit
Media cetak
Tidak normal
tidak
TV/
radio
Imunisasi
Turun panas
TV/
Radio
Penggunaan air bersih
makan seperti biasanya
LGG
TV/
radio
Sedikit terlmbat
Bila tahu, Contoh nya
nakes

kebersihan anak&lingkungan
Jeruk nipis dan madu/kecap
Nakes
cuci tangan sebelum makan dan sesudah BAB
Membawa ke petugas kesehatan
Air putih
nakes
Lainnya :.............

Lainnya.......
Menghindari anak ISPA
Periksa ke nakes
Lain:..........
BAB di jamban
Konrol bila memburuk
Air kuah
Lainnya :




sirkulasi udara sehat di dalam rumah
Lainnya :..............

Memelihara kebersihan jamban
Pantau tanda dehidrasi berat
Air tajin




Lainnya :..............


Imunisasi campak
Lainnya.......
Lainnya :



f.       Ibu Menyusui
a Rencana lama pemberian ASI-nya :
b Frekuensi meneteki per hari :
c Lama meneteki :
d Alasan penyapihan :
VII.          DATA KESEHATAN INDIVIDU
2.      KB (bila merupakan KK PUS)
a.       Pernah mendengar KB                   : -
b.    Kalau pernah mendengar dari          : -
c.    Telah ikut KB                                  : -
d.   Data Keluarga Berencana
No
Nama Anggota Keluarga
Alat Kontrasepsi Yang Digunakan
Alasan
Jenis Gangguan
Cara Mengatasi
Tempat Kontrol
Sudah berapa lama
Ket
berhenti
1





















VII.      DATA KESEHATAN INDIVIDU
3.      Kesehatan Remaja (bila ada remaja)
a.      Perilaku remaja
1)      Informasi tentang kesehatan reproduksi remaja : dapat, dari sekolah
2)      Apakah saja yang saudara ketahui tentang kesehatan reproduksi remaja ? pubertas
3)      Apakah anda pernah melakukan perilaku menyimpang (seks bebas/aborsi/narkoba/dll)? tidak
4)      Masalah yang pernah dialami kaitannya dengan kesehatan reproduksi ? nyeri saat menstruasi
5)      Sikap anda menghadapi masalah tersebut?  biasa saja
6)      Tindakan untuk mengatasi masalah? Tiduran atau istirahat
7)      Siapa yang anda percaya untuk mendiskusikan permasalahan anda? Orang tua
b.      Peran orang tua
1)      Apakah orang tua anda sering memberikan berbagai informasi tentang kesehatan reproduksi remaja? tidak
2)      Apakah orang tua senantiasa peduli dengan perilaku anda? ya
3)      Apakah orang tua menjadi tempat bertanya dan berdiskusi berbagai hal? ya
4)      Apakah menurut anda orangtua terlalu mengatur pergaulan anda? tidak
5)      Apakah orang tua memberikan sarana dan prasarana dan kesempatan yang memadai untuk menuju reproduksi sehat? Tidak
c.       Pemeriksaan Fisik
Tanggal        :  Agustus 2015                                   Jam      : 10.00 WIB
Pemeriksaan pada Nn.Fia Rahma
1)      KU                     : Baik
Kesadaran          : Komposmetis
Tanda vital         :
-          TD          : mmHg
-          R                        : 20 x/menit
-          S             : C
-          N                        : 85 x/menit
2)      Conjungtiva       : (merah muda) tidak anemis
3)      LILA                  : 22 cm
d.      Harapan terhadap lingkungan
1)      Apa yang anda harapkan tentang sikap orang tua pada anda? lebih memperhatikan kesehatan.
2)      Informasi apa yang anda butuhkan tentang kesehatan reproduksi? tentang PMS, HIV, penyakit yang menyerang sistem reproduksi
3)      Siapa yang anda harapkan dapat memberi informasi tersebut? Siapa saja yang mengetahui informasi tentang kesehatan
VII.      DATA KESEHATAN INDIVIDU
4.      Kesehatan lansia khususnya Ibu Menopause (bila ada ibu Menopause)
a.       Keluhan penyakit yang diderita : Reumatik, Asam Urat
b.      Tindakan yang dilakukan lansia sehubungan dengan keluhan penyakit tersebut: di obati sendiri baru di bawa ke nakes.
c.       Upaya keluarga menjaga pemenuhan kebutuhan makanan seimbang bagi lansia: Tidak ada.
d.      Nafsu makan lansia: cukup.
e.       Aktifitas : tidak ada, jenis : -
f.       Bentuk bantuan yang dibutuhkan lansia di masyarakat : Penyuluhan kesehatan
g.      Informasi tentang menopause? Tidak dapat.
h.      Apa yang ibu keluhkan sehubungan dengan datangnya menopause?pusing dan kadang susah tidur.
i.        Apakah ibu merasa perlu memeriksakan diri ke ahli untuk mendeteksi kanker? Tidak. Alasan : takut saat di periksa
j.        Bagaimana tanggapan suami terhadap perubahan yang diakibatkan oleh menopause? Tidak ada.
k.      Informasi apa yang ibu perlukan dalam menghadapi masa menopause ini? Tidak ada.
l.        Apa harapan ibu tentang sikap keluarga pada kondisi ibu? Tidak ada.
VIII.             INSPEKSI RUMAH DAN LINGKUNGAN
1.      Rumah
a.       Ukuran rumah          : 7  x 9  m
b.      Dinding rumah         : Permanen
c.       Lantai                       : keramik
d.      Langit-langit                        : eternit
e.       Atap rumah              : Genting
f.       Ventilasi                   : Ada
g.      Jenis ventilasi           : Pintu, jendela, dan lubang angin
h.      Jendela/lubang angina dibuka setiap hari : Ya
i.        Keadaan ventilasi     : sesuai syarat
j.        Penerangan               : Listrik
k.      Cahaya matahari masuk ke dalam rumah:Ya
l.        kamar tidur  : terpisah, 4 kamar tidur, kondisi : cukup
m.    Denah rumah (dilampirkan)
n.      Kebersihan rumah : Cukup
2.      Sumber air : sumur gali
3.      Jamban keluarga
                                            i.      Pemilikan jamban: Punya, Jarak jamban-sumur : 10 m
                                          ii.      Jenis jamban             : Leher angsa
4.      Saluran Pembuangan air limbah : tertutup
5.      Pembuangan sampah : umum
6.      Vektor : Nyamuk, tikus, kecoa.
7.      Ternak   
a.       Jenis piaraan : bebek
b.      Kandang : punya, luas 2x3 m
c.       Letak dari rumah :diluar,belakang, jarak 0 m
d.      Kotoran dibersihkan, Tempat pembuangan sampah kotoran ternak : tanah
e.       Kebersihan kandang : kurang
8.      Halaman
a.       Pemilikan: punya, luas  1x4 m2, Pemanfaatan :tidak ada
b.      Untuk : -
9.      Fasilitas pendidikan dekat rumah : SD, jarak ± 200 m
10.  Fasilitas Perdagangan dekat rumah : warung, jarak ±100 m
11.  Fasilitas kesehatan yang dekat : BPS, jarak ±300 m
12.  Fasilitas peribadatan sesuai agama : dekat, Jarak 25 m
13.  Fasilitas jalan dapat dilewati : Motor roda dua, jalan kaki

B.     ANALISIS DATA
Dari pengkajian diatas, terdapat beberapa masalah kesehatan yang ditemukan seperti:
a.       Kurangnya pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi remaja
b.      Dalam keluarga Tn.Naryuli terdapat lansia yang tidak mengetahui tentang pengetahuan kesehatan pada lansia.
c.       Dalam keluarga Tn. Naryuli terdapat anggota keluarga yang merokok yaitu Tn. Naryuli.
d.      Keluarga belum mengetahui kesehatan lingkungan dan rumah yang baik.
e.       Keadaan luas rumah  cukup  yaitu dengan anggota keluarga 4 orang luas rumah 7 x 9 m serta keadaan kamar cukup sempit.
f.       Jarak kandang hewan peliharaan dari rumah ≤ 10 m

C.    INTERPRETASI DATA
1.      Diagnosa   :
Keluarga Tn. Naryuli terdapat remaja yang belum mengetahui tentang kesehatan reproduksi remaja, terdapat ibu menopause yang belum mengetahui tentang kesehatan lansia, dan tidak mengetahui bahaya merokok, serta kebersihan lingkungan dan rumah masih kurang sehat.
2.      Masalah  :
a.       Tingkat pengetahuan remaja yang kurang tentang kesehatan reproduksi remaja
b.      Kurangnya tingkat pengetahuan ibu menopause tentang kesehatan lansia
c.       Kurangnya tingkat pengetahuan keluarga tentang bahaya merokok
d.      Kurangnya pengetahuan tentang kesehatan lingkungan dan rumah.

D.    PERUMUSAN MASALAH
a.         Remaja kurang mengetahui tentang kesehatan reproduksi remaja
Dasar : remaja tidak teralau paham dengan kesehatan reproduksi
b.         Lansia yang kurang pengetahuan tentang kesehatan lansia
Dasar : ibu mengatakan belum mengetahui tentang menopause
c.         Tingkat pengetahuan keluarga tentang bahaya merokok masih kurang
Dasar :
1)      Kepala keluarga masih menjadi perokok aktif
2)      Keluarga kurang memahami bahaya dari merokok
d.        Kurangnya pengetahuan keluarga tentang kesehatan lingkungan dan rumah
Dasar : jarak kandang hewan peliharaan dari rumah kurang dari 10 m
E.    DIAGNOSA POTENSIAL
1. Meningkatnya potensi terjadi penyakit yang menyerang alat reproduksi
2. Kegagalan meningkatkan derajat kesehatan keluarga.
Dasar : Keluarga menganggap masalah kesehatan yang timbul dalam   keluarga adalah sesuatu yang wajar.

F.     ANTISIPASI TINDAKAN SEGERA
Pemberian KIE tentang KRR, Menopause dan PHBS

G.   PRIORITAS MASALAH
a.    Kurangnya pengetahuan remaja tentang  kesehatan reproduksi remaja
No
Kriteria
Perhitungan
Score
Pembenaran
1
Sifat Masalah

2
Ancaman kesehatan
2
Kemungkinan masalah untuk diubah

2
Dapat di ubah dengan memberikan KIE
3
Potensi masalah untuk diubah

2
Pengetahuan cukup dapat meningkatkan derajat kesehatan
4
Penonjolan masalah

2
Masalah harus segera ditangani
Total
8


a.      Tingkat pengetahuan ibu menopause tentang kesehatan lansia masih kurang
No
Kriteria
Perhitungan
Score
Pembenaran
1
Sifat Masalah

2
Pengetahuan ang rendah dapat mengancam kesehatan
2
Kemungkinan masalah untuk diubah

1
Hanya sebagian bisa di ubah
3
Potensi masalah untuk diubah

2
Pengetahuan cukup dapat meningkatkan derajat kesehatan
4
Penonjolan masalah

2
Keluarga harus segera menangani masalah
7
Total
                                                                                                                                      i.      4



  1. Kurang pengetahuan keluarga tentang bahaya merokok
No
Kriteria
Perhitungan
Score
Pembenaran
1
Sifat Masalah

2
Pengetahuan keluarga yang rendah dapat mengancam kesehatan
2
Kemungkinan masalah untuk diubah

0
Kemungkinan masalah dapat di ubah sulit
3
Potensi masalah untuk diubah

1
Potensi untuk di ubah rendah
4
Penonjolan masalah

1
Masalah tidak dirasakan dalam keluarga
4
Total
                                                                                                                                    ii.      4



c.       Rendahnya tingkat pengetahuan keluarga tentang kesehatan lingkungan dan rumah sehat
No
Kriteria
Perhitungan
Score
Pembenaran
1
Sifat Masalah

2
Pengetahuan keluarga yang rendah dapat menjadi ancaman kesehatan
2
Kemungkinan masalah untuk diubah

1
Kemungkinan masalah dapat di ubah hanya sebagian
3
Potensi masalah untuk diubah

1
Potensi masalah dapat di ubah rendah
4
Penonjolan masalah

1
masalah tidak perlu di tangani segera dalam keluarga

Total

5


Dari hasil skoring diatas dapat diprioritaskan masalah sebagai berikut:
a.       Rendahnya tingkat pengetahuan remaja tentang pengetahuan kesehatan reproduksi remaja
b.      Kurangnya pengetahuan ibu menopause tentang kesehatan lansia
c.       Kurangnya pengetahuan keluarga tentang kesehatan lungkungan dan rumah sehat
d.      Kurangnya pengetahuankeluarga tentang bahaya merokok

H.    PERENCANAAN
Tanggal : Jum’at, 07 Agustus 2015                jam : 16.00 WIB
1.      Beritahu keluarga hasil pengkajian
2.      Beri penyuluhan pada remaja tentang kesehatan reproduksi remaja
3.      Beri penyuluhan kepada keluarga dan ibu menopause tentang kesehatan lansia.
4.      Beri penyuluhan kepada keluarga tentang kesehatan lingkungan dan rumah sehat
5.      Beri penyuluhan kepada keluarga tentang bahaya merokok.
6.      Jadwalkan pertemuan berikutnya tanggal 08 Agustus 2015

  1. PELAKSANAAN
      Tanggal : 09 Agustus 2015                 jam : 15.00 WIB
1.      Memberitahu keluarga hasil pengkajian
2.      Memberikan penyuluhan pada remaja tentang kesehatan reproduksi remaja yaitu sikus menstruasi, PMS, perubahan fisik.
3.      Memberikan penyuluhan pada ibu menopause tentang kesehatan lansia yaitu perubahan pada lansia, gejala menopause, pola makan yang baik bagi menopause.
4.      Memberi penyuluhan kepada keluarga tenyang rumah sehat
5.      Memberi penyuluhan kepada keluarga tentang bahaya merokok
6.      Menjadwalkan pertemuan berikutnya

  1. EVALUASI
Tanggal : 09 Agustus 2014                 jam : 18.30 WIB
1.      Keluarga sudah tahu hasil pengkajian
2.      Nn.Fia Rahma sudah mengetahui tentang KRR
3.      Ny.Umariah sudah mengetahui tentang menopause
4.      Keluarga sudah mengetahui tentang rumah sehat
5.      Tn.Naryuli sudah mengetahui tentang bahaya merokok
6.      Pertemuan berikutnya besok sore.


0 komentar:

Posting Komentar